Latihan Dasar Pers Mahasiswa (LDPM) kembali di gelar oleh Lembaga Pers Mahasiswa(LPM) DIDAKTIKA dengan tema “Pesta Hoax dalam Media”. kegiatan ini dilaksanakan di Gedung sertifikasi guru Universitas Negeri Jakarta (UNJ) selama 4 hari, yaitu 8,9,10 dan 12 Mei 2017. M. Muhtar selaku ketua pelaksana membuka acara dan diresmikan oleh Sofyan Hanif selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNJ.
Hari pertama LDPM, DIDAKTIKA menghadirkan ketua Yayasan Pantau Imam Shofwan untuk mebahas Elemen Jurnalisme. Imam menjadikan buku The Elements of Journalism dan Blur yang ditulis oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel sebagai acuan dalam menyajikan materi 10 elemen jurnalisme. “Sebelumnya, ada 9 elemen jurnalisme dan kemudian ditambah 1 elemen lagi,” jelas Imam.
Imam menjelaskan bahwa cepatnya perkembangan teknologi menyebabkan banjir informasi. Inilah yang menjadi alasan bertambahnya satu lagi elemen jurnalisme. Elemen terakhir yaitu hak dan kewajiban terhadap berita. Pembaca atau warga mempunyai hak untuk mendapatkan kebenaran. “Kebenaran adalah inti dari jurnalisme,” ujarnya.
Banjir informasi di era digital menyebabkan banyaknya bermunculan berita Hoax. Sehingga, masyarakat kebingungan menbedakan mana berita kebenaran dan hoax. Menurut imam, membicarakan kebenaran sangat sulit karena banyak sekali bentuk kebenaran atau pun klaim kebenaran. Kebenaran seperti apa ? Apakah kebenaran agama ? Kebenaran filsafat ? atau mungkin kebenaran yang lainnya ?
Kebenaran yang ditulis dalam jurnalisme adalah kebenaran fungsional. Yaitu suatu kebenaran yang didasarkan pada hasil temuan di lapangan saat itu. Selain itu, kebenaran fungsional juga adalah kebenaran yang dapat dikembangkan, ditambahkan dan direvisi. “Jika di lapangan berikutnya kita (wartawan) menemukan temuan baru, maka kebenaran itu bertambah,” jelasnya.
keberanian seorang wartawan untuk merevisi dan mengklarifikasi kesalahan dalam menyajikan berita adalah salah satu masalah yang dialami oleh wartawan indonesia. Permasalahan ini yang ikut menyebabkan maraknya berita hoax di indonesia. Imam berpendapat bahwa keberanian merevisi dan mengklarifikasi berita yang salah adalah salah satu sikap terpuji seorang wartawan.
Terakhir, menyikapi era banjir informasi, imam menjelaskan bahwa wartawan harus rajin verifikasi dalam proses pembuatan berita supaya dapat menyajikan berita yang benar. Menyajikan berita yang benar merupakan kewajiban seorang wartawan. “Verifikasi merupakan jantung jurnalisme,” tegasnya.
Yulia Adiningsih