Mahasiswa UNJ yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) keluhkan keterlambatan pencairan dana. Pihak PMM sebut administrasi yang panjang sebagai alasan.
Mahasiswa UNJ yang mengikuti program PMM mengalami keterlambatan pencairan dana. Padahal, mereka sudah berada di universitas tujuan sejak awal Agustus lalu.
Chika Nurfadillah, mahasiswa semester 5 Pendidikan Ekonomi bersama 12 mahasiswa UNJ lainnya sudah berada di Palembang sedari 6 Agustus lalu. Bahkan, beberapa rekannya sudah berada disana 2 hari sebelumnya.
Selama tiga minggu, Chika dan teman-temannya mengikuti kegiatan pengenalan kampus dan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) di Universitas Sriwijaya (UNSRI). Selama itu pula mereka menunggu dana cair dari Kementerian Pendidikan Budaya dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek). Keterlambatan tersebut membuat Chika dan rekannya terpaksa menggunakan uang pribadi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari 13 mahasiswa tersebut, sebelas diantaranya berasal dari Fakultas Ekonomi (FE), sedangkan dua lainnya berasal dari Fakultas Teknik (FT). Beberapa diantara mereka sudah menjalani kuliah sejak Senin (29/9/2022) lalu, namun ada juga yang sudah melaksanakan kuliah pada minggu sebelumnya.
Idealnya, Chika dan teman-temannya yang sudah mengumpulkan berkas sejak 20 Juli lalu, mendapat dana sebesar 1.200.000 rupiah untuk biaya hidup selama sebulan, ditambah 150.000 rupiah sebagai asuransi, 600.000 rupiah untuk akomodasi, serta 2.400.000 rupiah sebagai bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
“Keberatan sih adanya keterlambatan dana, karena dari awal keberangkatan diharuskan menggunakan dana pribadi terlebih dulu,” kata Chika saat diwawancarai lewat pesan Whatsapp.
Bagi Chika yang tergabung dalam kloter 1 keberangkatan PMM, keterlambatan dana PMM membuatnya kecewa. Sebab, Chika berpikir dana itu seharusnya sudah cair sebelum keberangkatannya.
Keluhan tidak hanya datang dari Palembang. Tantri Auliya, mahasiswa Pendidikan Ekonomi 2020 serta 8 mahasiswa FE dan 4 mahasiswa FIP lainnya, telah sampai di Universitas Negeri Medan (UNIMED) sejak 11 Agustus lalu. Mereka juga mengalami kendala yang sama, yaitu terlambatnya dana PMM selama kurang lebih dua minggu.
Kedatangan mereka di Unimed pada tanggal tersebut memang bukan tanpa alasan. Sebab, mereka harus mengurus pengisian KRS serta mengikuti pengarahan dan pengenalan kampus pada 15 Agustus.
Seharusnya, Tantri mendapat dana sebesar 600.000 rupiah untuk biaya akomodasi, ditambah 500.000 rupiah untuk biaya hidup.
Bagi Tantri, keterlambatan ini cukup memberatkannya apalagi tidak semua peserta tergolong keluarga mampu. Menurutnya, dana tersebut seharusnya sudah cair setelah pemesanan tiket, sehingga mereka sudah memiliki uang pegangan ketika sampai di tempat tujuan.
“Lebih diarahkan lagi untuk PMM dan diperhatikan juga perihal pendanaan,” ungkap Tantri.
Dalam Panduan Operasional Baku (POB) PMM, sumber pendanaan berasal dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kemendikbud Ristek, maupun pendanaan mandiri yang tidak mengikat.
Meski tidak ada ketentuan tentang waktu, bantuan dana untuk kloter pertama baru turun pada 30 Agustus setelahnya.
Baca Juga: Kampus Merdeka, Siapa yang Merdeka?
Alasan keterlambatan ini pun dijawab oleh Tita Sahara, anggota Tim Keuangan PMM. Dalihnya, terdapat proses administrasi yang panjang, terutama di Kemenkeu dan Kemendikbud Ristek.
Proses yang panjang ini, lanjutnya, disebabkan karena adanya kesalahan data beberapa mahasiswa yang mengajukan PMM. Sehingga, hal ini memakan waktu untuk diperbaiki oleh mahasiswa. Data ini harus memenuhi persetujuan di dua kementerian, dimana mereka tidak bisa sembarangan dalam persetujuan dana.
“Kami juga memastikan mahasiswa mengirimkan data dengan baik,” ungkap Tita.
Kendati demikian, Chika tetap berharap dana turun sesuai jadwal. “Tidak terlambat dan lebih jelas lagi perihal kesiapan panitia serta universitasnya, agar kasus yang sama tidak terjadi lagi,” kata Chika.
Adapun, PMM merupakan salah satu program dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbud Ristek yang diresmikan pada 12 April 2021.
Tahun ini, program PMM sudah mencapai fase kedua (Agustus-Desember). Beberapa Prodi di UNJ pun sudah melaksanakan PMM, untuk yang keluar maupun yang masuk ke UNJ.
Penulis: Izam Komaruzzaman
Editor: Hastomo Dwi Putra