Jadwal kuliah berantakan, perkuliahan dengan sistem blended (campuran) rugikan mahasiswa. 

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sudah melaksanakan perkuliahan dengan sistem campuran selama hampir dua tahun. Tetapi, masih banyak permasalahan yang melingkupinya, diantaranya adalah jadwal kuliah daring dan luring yang berantakan. 

Seperti yang dialami Rachma Asyifa Irchami, mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika 2021. Sebagai mahasiswa semester tiga, ia mengeluhkan sistem campuran yang diterapkan UNJ. Rachma bercerita bahwa terkadang ada dosen memberikan informasi perkuliahan di waktu yang mepet. 

Semisal, mata kuliah luring berada pada pukul 08.00 sedangkan dosen memberikan informasi tersebut pada pukul 06.00 sebelumnya. Ia terpaksa harus bergegas menyiapkan keperluannya. Belum lagi dengan jarak yang jauh sehingga menyebabkan dirinya kesulitan untuk mengejar waktu agar tidak terlambat.

“Lebih nggak enak, kalau harus berangkat ketika mata kuliah daring sedang berlangsung. Semisal jam 10.00 kita ada luring, tapi jam 08.00 kita ada mata kuliah daring. Waktunya jadi nggak efisien karena harus kuliah di jalan,” tutur Rachma.

Jadwal perkuliahan daring dan luring yang berdekatan, membuat Rachma harus rela meninggalkan kuliah daringnya untuk berangkat ke kampus.  “Jika terus-menerus mengorbankan salah satu mata kuliah, hal tersebut menjadikan mahasiswa kebingungan dalam mempelajari materi yang umumnya berkaitan antara satu mata kuliah dengan mata kuliah lain,” ucapnya.

Iklan

Oleh sebab itu, lanjut Rachma, lebih baik sistem perkuliahan dibuat bergilir saja. “Kalau minggu ini daring ya full daring. Biar minggu depannya yang luring,” pungkasnya.

Keluhan yang sama juga dirasakan oleh Firyal Ariqah Syah sebagai mahasiswa pendidikan fisika 2021. Ia mengaku, bahwa sistem blended learning akan efisien jika pembagian waktunya dikelola dengan baik. Seperti yang dijelaskan Firyal, ia mengharapkan agar jam perkuliahan daring maupun luring diadakan dengan waktu yang tidak berdekatan.

“Pembelajaran sistem campuran akan efisien, jika waktu antara perkuliahan daring dan luring diadakan jarak waktu yang relatif jauh. Hal tersebut dilakukan agar mahasiswa tidak terganggu fokusnya, terutama saat berada di jalan untuk datang ke kampus mengikuti perkuliahan secara tatap muka,” tutur Firyal.

Baca Juga: SIAKAD Rusak Ganggu Perkuliahan

Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik Suyono dalam acara Dialog Civitas Akademika (DIVA) pada Selasa (27/12/22), mengungkapkan universitas hanya menjadwalkan MKU dan MKDK. Sementara pengaturan mata kuliah Prodi dikembalikan kepada Prodi dan fakultasnya masing-masing.

Menilik dari surat edaran Nomor 22 Tahun 2022, UNJ memang menerapkan ketentuan mata kuliah umum (MKU) dilaksanakan secara daring. Dengan perkuliahan praktikum dilaksanakan secara luring dengan protokol kesehatan. Sedangkan mata kuliah dasar kependidikan (MKDK) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari UNJ yakni sebanyak 8 kali luring dan 8 kali daring. 

Dalam pelaksanaan perkuliahan pun, lanjut Suyono, UNJ memiliki rencana untuk tidak lagi menggunakan metode konvensional. “Pembelajaran jarak jauh (PJJ) jika mengalami kendala berarti harus diperbaiki, bukan kembali ke 100% luring,” ujarnya.

Dirinya juga menambahkan, beberapa semester ke belakang memang PJJ di UNJ dipaksakan karena kondisi pandemi. Namun, meski pandemi menjelang berakhir, Suyono memastikan bahwa PJJ akan dijalankan terus. Hal ini menyusul adanya keterbatasan ruangan akibat dari pembangunan.

Namun, Suyono berjanji akan memperbaiki kekurangan yang terjadi selama PJJ. “Untuk jadwal padat daring ke luring tentu masih menjadi perhatian bagi WR I, yang tidak bisa diabaikan dan perlu dibenahi,” tutup Suyono.

Penulis: Laila Nurfitri

Iklan

Editor: Izam Komaruzaman