Memiliki uang yang cukup dan dapat membeli segala yang diinginkan tentunya sangat menyenangkan. Nyatanya, hal ini gak bakal selalu terjadi demikian. Kamu harus berkorban untuk benar-benar memilih barang apa yang dibutuhkan lalu dibelanjakan. Jika tidak ingin uang simpanan habis di tengah jalan.
Faktanya, hal yang terjadi pada millenial di lapangan sifat laper mata atau impuls buying belum bisa dihindarkan. Saat sebuah brand ternama mengeluarkan produk baru ditambah lagi dengan diskon gak jarang dari kita langsung membelinya tanpa memikirkan apakah kita membutuhkan barang tersebut. Belum lagi di era digital seperti saat ini pembelian dan pembayaran dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus datang ke toko membuat rasa ingin membeli semakin tinggi.

Apalagi di tengah pandemi seperti ini, tidak bisa keluar rumah bukan menjadi penghalang untuk tetap dapat berbelanja dengan layanan e–commerce. Padahal uang jajan gak jalan tapi pengeluaran terus berdatangan memaksa kamu harus pandai-pandai mengelola keuangan. Virtual Impact Circle yang diselenggarakan oleh AIESEC di Universitas Negeri Jakarta pada Sabtu, 20 Juni 2020 lalu mengajarkan bagaimana kita mengelola keuangan yang baik bahkan memberikan tips bagaimana menjadi seorang wirausahawan yang sukses.
Begitu juga bagi mahasiswa yang masih mengandalkan uang bulanan dari orang tua harus pandai-pandai mengelola keuangan dengan baik agar tidak kehabisan uang sebelum waktunya. Lalu bagaimana ya kiat yang tepat untuk dilakukan?

Planning Keuangan Bulanan
Merancang sirkulasi uang memang terlihat sepele tetapi siapa sangka jika dirancang dengan baik memungkinkan kamu untuk menyimpan uang sebagai dana cadangan jika suatu saat diperlukan. Menurut pemaparan Salma Effendi 4th runner–up Miss Indonesia 2020 merancang keuangan setiap bulan sangat penting untuk dilakukan karena mendatangkan banyak manfaat.

Planning keuangan bulanan dapat kita lakukan dengan cara 40:30:20:10 yang artinya kita menyisikan 40 persen uang untuk kebutuhan selama satu bulan seperti transportasi, uang makan dan segala pelengkap yang dibutuhkan selama satu bulan. 30 persen disisihkan untuk keinginan kita seperti nongkrong, beli skincare dan kebutuhan sekunder lainnya. Perlu diingat dan diperhatikan kebutuhan sekunder yang berlebihan dan tidak dirancang dengan baik akan menguras dompet dan membuat keuangan menjadi kacau. Lalu 20 persen disisihkan untuk menabung dan harus diprioritaskan saat uang bulanan pertama kali keluar supaya tidak digunakan untuk hal yang tidak perlu. 10 persen lainnya dapat disisihkan sebagai dana untuk beramal, ujar Salma Effendi.
Belajar Berinvestasi Saham
Berinvestasi di usia muda mungkin terdengar sulit dan tidak mungkin untuk dilakukan. Risiko dan pengalaman yang belum mumpuni menjadi penghambat banyak anak muda yang masih ragu untuk mencoba berinvestasi. Padahal investasi dapat dilakukan dengan modal yang tidak terlalu besar dan sesuai dengan kantong mahasiswa tetapi mendapatkan hasil yang besar.
Menurut pemaparan Erwin Vitrianudin seorang Stock Trainer di PT Indovesta Mandiri, investasi yang cocok bagi millenials dengan modal yang ramah dikantong dan hasil yang optimal adalah investasi di bidang saham. Bagi pemula yang ingin berinvestasi di bidang saham hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memiliki akun saham di bursa efek. Setelah itu, dalam memilih sebuah perusahaan yang ingin dituju untuk investasi sebaiknya memilih perusahaan yang diketahui latar belakang dan jenis bidang usahanya serta mengenali bagaimana progres perusahaan itu bergerak. Selain itu, buatlah jurnal kegagalan dan keberhasilan dari tiap investasi yang dilakukan.
Berdagang di Pasar Global
Bagi mahasiswa yang ingin mencari tambahan uang jajan banyak cara yang dapat dilakukan misalnya dengan berdagang. Gak jarang dilingkungan kampus jika kita melihat banyak di antara teman-teman mahasiswa yang kuliah sambil jualan. Etos kerja dan sifat ini sangat baik diterapkan dan dapat melatih jiwa wira usaha. Tapi, kalau jualannya hanya gitu aja mau sampai kapan untuk dapat merealisasikan banyak keinginan?
Buat kalian yang punya passion berjualan bisa mulai menjajakan dagangan kalian sampai pasar global dengan bantuan ecommerce di era digital ini loh. Selain mendatangkan banyak pembeli dari berbagai negara kegiatan ini juga melatih soft skill. Banyak yang masih ragu dan takut untuk bisa berdagang hingga pasar global karena berbagai alasan. Asia Commerce sebagai salah satu perusahaan e-commerce dengan pasar dagang yang luas di Asia dapat menjadi solusi bagi kalian yang ingin menjajakan barang secara global tanpa pusing dengan aturan dagang internasional.
Asia Commerce adalah perusahaan e-commerce yang bergerak pada layanan dan jasa yang dapat membantu kita untuk melalukan ekspor impor barang dagang keluar negeri tanpa harus pusing dengan aturan bea cukai. Ini sangat memudahkan bagi mahasiswa yang ingin berdagang secara global tanpa repot-repot terbentur aturan bea cukai. Kalian bisa mulai mendaftarkan diri sebagai member untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Nah, sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan oleh millenials untuk mendapatkan banyak uang di usia muda bahkan menjadi wira usahawan yang sukses di usia muda dan menekan implus buying. Lantas, kalau sudah tahu kiat-kiat keren seperti ini mau tunggu apalagi untuk jadi seorang wira usahawan yang sukses?
Kontributor: AIESEC UNJ