Media Partner Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M)
Kegiatan PKM-M ini merupakan tindak lanjut dari pendanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikbud). Kegiatan ini diketuai oleh Fitri Amelia Hidayat dengan beranggotakan Citra Rahmah Putri, Ellyn Apriyani, Nur Yuliati Andita (Pendidikan Khusus 2017) dan Nurul Dyah Aurilia (Pendidikan Tenaga Pendidik Sekolah Dasar 2017), serta dosen pembimbing Bapak Mohammad Arif Taboer, M.Pd. selaku dosen pendidikan khusus Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Kegiatan ini bekerja sama dengan mitra Suku Dinas Pendidikan Kepulauan Seribu dan disetujui oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kepulauan Seribu. Selain itu, beberapa media partner turut membantu penyebaran informasi dari kegiatan ini, seperti: dbfm Radio Lampung, Pandulisane, Believe PKh, Kita Inklusi, BEMP PKh UNJ, BEM FIP UNJ, Didaktika UNJ, KPM UNJ, Forum Idekita UNJ, dan Pusdima UNJ.
Latar belakang kegiatan ini adalah ditemukan permasalahan berupa kebutuhan tenaga pendidik yang belum mampu mengidentifikasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) non-permanen, seperti Lamban belajar dan kesulitan belajar. Tenaga pendidik menganggap bahwa, kesulitan belajar dan lamban belajar bukan termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus, sehingga pelayanan yang diberikan pun masih belum sesuai. Hal ini berakibat pada banyaknya tenaga pendidik yang masih kesulitan dalam menyusun program yang tepat untuk PDBK tersebut hingga berdampak pada penyediaan layanan pendidikan khusus yang belum sesuai dengan kebutuhan PDBK.
Hal tersebut didukung oleh adanya penelitian dalam Program Pengabdian Masyarakat (P2M) yang dilakukan oleh dosen Pendidikan Khusus FIP UNJ pada tanggal 5 – 8 Agustus 2019. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat PDBK nonpermanen di SDN Pulau Pari 01 Pagi. Kemudian, tenaga pendidik di sekolah tersebut juga belum memahami cara memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan PDBK nonpermanen yang ada di sekolah tersebut.
Sementara itu, Tujuan pemberdayaan ini berfokus pada tenaga pendidik di SDN Pulau Pari 01 Pagi. Dengan tujuan, meningkatkan pemahaman tenaga pendidik terkait konsep sekolah inklusi, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), dan bentuk pelayanan pendidikan bagi PDBK non-permanen.
Kegiatan ini dilakukan pada 10-16 September 2020, dengan estimasi waktu dua jam dan jumlah partisipan tenaga pendidik sebanyak delapan orang. Seluruh rangkaian kegiatan pengabdian ini dilakukan secara daring menggunakan platform zoom meeting. Penyampaian materi pada tiap pelaksanaan dilakukan secara bertahap dengan dilengkapi penyampaian materi, pengisian pre-test dan post-test melalui Google Classroom.
Pada 10 September 2020, kegiatan diisi dengan pendekatan, pengenalan dan penyampaian tujuan penelitian serta penyampaian kebutuhan tenaga pendidik terkait layanan pendidikan khusus untuk PDBK di SDN Pulau Pari 01 Pagi. Keesokan harinya, yakni tanggal 11 September 2020 terdapat diskusi terkait konsep inklusi yang dihubungkan dengan keadaan realita di SDN Pulau Pari 01 Pagi di mana ditemukan data bahwa masih terdapat kekeliruan konsep inklusi dan anak berkebutuhan khusus. Temuannya, Tenaga pendidik di sekolah tersebut menyampaikan bahwa PDBK disebut inklusi begitu pula sebaliknya. Padahal, inklusi sendiri adalah sistem sekolah ramah ABK bukan subjek ABK itu sendiri.
Kegiatan ini pun berlanjut pada 14 September 2020. Pembahasan dilanjutkan dengan konsep ABK. Pembahasan ini menekankan pada klasifikasi dan karakteristik ABK permanen dan non-permanen dengan tujuan agar tenaga pendidik lebih mengenal secara menyeluruh. Hasil yang diperoleh pada pertemuan ini, tenaga pendidik mampu menyadari keberagaman ABK.
Kemudian, tanggal 15 September 2020 pembahasan terakhir adalah layanan pendidikan untuk PDBK non permanen berupa proses intervensi yang meliputi identifikasi, asesmen dan penyusunan Program Pembelajaran individual (PPI) untuk PDBK non permanen. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk workshop yang dipandu oleh tim peneliti dalam menyusun PPI dengan menggunakan kasus PDBK non permanen di SDN Pulau Pari 01 Pagi.
Kegiatan ini diakhiri pada 16 September 2020 dengan melakukan evaluasi secara keseluruhan yang dilengkapi oleh pemberian testimoni dari tenaga pendidik seputar perubahan yang dirasa saat sebelum dan sesudah adanya kegiatan pemberdayaan ini. Selain itu, tim peneliti juga memberikan buku pedoman sekaligus panduan untuk melakukan proses intervensi ABK non permanen di SDN Pulau Pari 01 Pagi.
Menurut penuturan ibu Muniroh, S.Pd, tenaga pendidik di SDN Pulau Pari 01 Pagi merasa terbantu dengan adanya kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh tim ini. Selain itu, para tenaga pendidik juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat lebih mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan belajar PDBK non permanen yang ada di sekolahnya. Para tenaga pendidik juga berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai sini melainkan akan tetap berlanjut ke depannya.
Setelah kegiatan ini dilaksanakan secara daring, tim peneliti menemukan bahwa pemberdayaan seperti ini masih perlu dilakukan secara berkala. Hal ini mengingat kurangnya pemahaman dan pendampingan terkait pendidikan inklusi bagi para tenaga pendidik di SDN Pulau Pari 01 Pagi dalam memberikan layanan untuk PDBK khususnya yang non permanen.
Rencana tahap berikunya untuk keberlanjutan kegiatan ini adalah bekerja sama dengan dinas setempat serta pihak sekolah untuk membentuk suatu komunitas. Komunitas tersebut terdiri dari tenaga ahli pendidikan khusus dan tenaga pendidik di SDN Pulau Pari 01. Hal tersebut sebagai bentuk komitmen tim peneliti dalam memberikan sebuah pelayanan berkelanjutan bagi PDBK non permanen yang akan diadakan selama tiga bulan sekali dengan dilengkapi buku pedoman yang telah diberikan sebelumnya.
Besar harapan tim peneliti dengan adanya pemberdayaan ini agar tenaga pendidik mampu memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan PDBK untuk diberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Di sisi lain, tim peneliti berharap dengan adanya ilmu pengetahuan dalam pengabdian ini dapat memberikan kebermanfaatan secara nyata dan menyeluruh.