Telah terjadi tindakan vandalisme di kampus A Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Senin (16/12). Sejumlah kata-kata dan gambar tak senonoh yang menyudutkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) UNJ dan BEM Universitas terpampang di kawasan Gedung G dan parkiran belakang UNJ.
Kejadian tersebut tertangkap kamera CCTV lantai 1 Gedung G, menampilkan pelaku yang merupakan laki-laki dan beraksi pada Senin dini hari. Menanggapi kejadian itu, BEM Universitas mengadakan forum untuk mencari penyelesaian masalah di sekretariatnya pada Selasa (17/12). Pelaku serta beberapa pengurus organisasi Gedung G turut hadir dalam forum tersebut.
Seorang pelaku merupakan ketua salah satu organisasi ekstra UNJ yang tidak ingin disebutkan namanya. Ketua organisasi ekstra sekaligus alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan itu berinisial MR.
MR mengakui dirinya melakukan tindakan vandalisme. Ia bersama empat temannya beraksi sekitar pukul 03.00 dini hari pada Senin lalu.
MR mengatakan, tindakannya itu dilakukan sebagai bentuk protes dan peringatan terhadap penyelenggaraan Pemilihan Raya (Pemira) UNJ yang akan segera digelar. Sebab baginya, Pemira UNJ tahun 2023 berjalan dengan cacat karena adanya dugaan upaya penjegalan terhadap salah satu pasangan calon.
“Saya hanya ingin Pemira tahun ini berdinamika secara demokratis,” tuturnya
Atas perbuatannya, disepakati dalam forum tersebut, pelaku harus membuat video permintaan maaf. Selain itu, pelaku harus membersihkan sisa-sisa coretan.
“Saya mengakui perbuatan ini salah, dan meminta maaf mewakili organisasi-organisasi ekstra kampus. Mungkin vandalisme ini kejadian terakhir yang menimpa Gedung G,” tutupnya.
Adapun yang dimaksud MR sebagai kecacatan pemira 2023 adalah dugaan penjegalan pasangan calon Luthfi-Fachrizal dalam pemilihan ketua BEM universitas. Melansir berita Didaktika, pada putaran pertama pasangan Luthfi-Fachrizal dianggap belum layak secara berkas yang diajukan. Namun setelah berkasnya diperbaiki pada putaran kedua, KPU tetap menyatakan paslon tersebut tidak lolos.
Baca juga: Dinyatakan Melanggar Aturan, Luthfi-Fachrizal Gagal Mencalonkan Diri di Pemira Putaran Kedua.
Sementara itu, Ketua KPU UNJ 2024, Milzam Mursidan, menyayangkan tindakan vandalisme yang terjadi. Ia mengaku, bahwa KPU akan menerima kritik dari mahasiswa terkait penyelenggaraan Pemira, namun tidak dengan cara vandalisme.
Baginya, tindakan ini sudah merusak fasilitas publik. Jika ingin menyampaikan kritik, Milzam menyilahkan siapa pun untuk menghubungi akun Instagram KPU UNJ, atau bisa langsung datang ke Sekretariat Majelis Tinggi Mahasiswa (MTM) UNJ.
Milzam dan timnya pun berjanji akan transparan mengenai mekanisme Pemira dan akan menindaklanjuti semisal terjadi penjegalan di tahun ini. Ia mengakui bahwa KPU juga perlu dikritik sebagai masukan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Kita sepakat kalau tidak ada penjegalan untuk Pemira di tahun ini, dan menghindari upaya-upaya penjegalan yang nantinya terjadi,” jelasnya.
Di sisi lain, menurut kesaksian pengurus Korps Sukarela (KSR) UNJ, Fadlan (bukan nama sebenarnya) menyebut kejadian tersebut terjadi ketika ia dan anggota organisasinya sedang melakukan rapat. Awalnya ia tidak menyadari telah terjadi tindakan vandalisme di sekitaran Gedung G.
Bahkan, ia sempat berpapasan dengan pelaku dan tidak mencurigainya. Fadlan baru menyadari banyak coretan saat siang menjelang, termasuk pada dinding sekretariatnya.
Bagi Fadlan, tindakan tersebut tentu akan berdampak pada keberlangsungan organisasinya. Apalagi bagi anggota baru yang kemungkinan akan merasa takut untuk datang ke sekretariat karena melihat coretan yang tidak senonoh.
“Posisinya anggota-anggota saya sedang semangat untuk datang ke sekretariat. Kalau mereka melihat coretan tidak senonoh seperti itu akan takut, terutama anak baru,” ungkap Fadlan.
Sebagai penyelesaian, Fadlan menyarankan agar pelaku membuat video permintaan maaf, serta video saat pelaku membersihkan tembok yang tercoret. Baginya, ini akan membuat efek jera pada pelaku. Meski begitu, MR mengaku keberatan jika harus membersihkan bekas coretan sembari direkam.
“Kalau pelaku malu membuat video bersih-bersih, masa dia tidak malu sudah mencoret-coret Gedung G? Itu sudah konsekuensi atas perbuatan pelaku,” pungkasnya.
Penulis/reporter: Fadil B. Ardian
Editor: Zahra Pramuningtyas