Pemanfaatan lahan UNJ di Cikarang kini terhambat dikarenakan belum tersedianya dana. Di sisi lain, dosen yang akan bertugas di sana mengharapkan prasarana pembelajaran yang lengkap.
Sore itu, Minggu, (17/11/2024), lahan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tampak terbengkalai. Hamparan tanah berbukit, ilalang setinggi setengah orang dewasa, serta beberapa ekor sapi dan kambing menjadi pemandangan yang umum. Bangunan di sana hanya ada gazebo, toilet, dan pos penjaga.
Lahan di Cikarang ini menjadi aset lahan paling luas yang dimiliki UNJ. Luas tanahnya 80.23 Ha, jauh lebih luas dibanding Kampus A UNJ yang hanya 11.58 Ha. Sepenuturan penjaga lahan, Adul, pemanfaatan lahan belum dilanjut sejak bulan Juli 2024, atau ketika gazebo, toilet, pemagaran, dan pos penjaga selesai dibangun.
Melansir Humas UNJ, di lahan UNJ Cikarang ini akan dibangun beberapa prasarana seperti sekolah vokasi, Edumall, Labschool, pusat pendidikan dan pelatihan (pusdiklat), driving range dan convention center. UNJ bekerja sama dengan AVIC International, perusahaan aviasi asal Cina untuk membangun sekolah vokasi.
Gerbang UNJ Cikarang
Selain berfokus membangun sekolah vokasi, Rektor UNJ, Komarudin berujar prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) akan dipindah ke lokasi ini. Sebagai informasi, prodi PGSD kini terletak di Kampus E UNJ, Setiabudi, Jakarta Selatan.
“Untuk waktu dan skemanya belum direncanakan dan ditentukan,” kata Komarudin, dalam acara “Refleksi Atas Capaian 2 Periode Kepemimpinan Rektor UNJ”, Senin (30/9/2024).
Kepala Pengembangan Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi (PSP2T) UNJ, Mahaputera Saputra, berujar sarana prasarana di lahan Cikarang ini akan dimanfaatkan sebagai income generative UNJ. Bagi Putra, selain memiliki nilai pendidikan, pemanfaatan lahan Cikarang ini juga dapat mendatangkan nilai ekonomis pada UNJ. Menurutnya, langkah ini tepat karena lahan tersebut dikelilingi daerah industri.
“Jadi, membangun driving range itu bukan untuk formalitas, di saat kampus lain memiliki prasarana olahraganya sendiri. Fungsi pendidikannya juga ada, tapi kita juga sambil cari pendapatan,” ucap Putra kepada Didaktika, Jum’at (29/11/2024).
Gazebo di lahan UNJ Cikarang
Letak lahan UNJ Cikarang sendiri berjarak masing-masing sekitar tiga setengah kilo meter dari 2 mall besar, yaitu AEON Mall Deltamas dan Mall Lippo Cikarang. Meski begitu, Putra tetap optimis untuk membangun Edumall.
“Mall ini tentu tidak berdiri sendiri. Di sana akan ada rumah sakit, hotel, sekolah vokasi. Itu akan saling melengkapi nanti. Akan berbeda dibandingkan dengan Lippo Mall yang hanya sendirian,” bela Putra.
Menanggapi mandeknya pemanfaatan lahan, Putra mengaku UNJ belum memiliki dana untuk melanjutkannya. Ia pun belum mengetahui dari mana sumber dananya akan berasal. Untuk saat ini, lanjut Putra, proyek masih di tahap Detail Engineering Design (DED) gedung pusdiklat, yang jika rampung, bisa digunakan sebagai ruang belajar untuk beberapa prodi.
Baca juga: Di-PHK Sepihak, Mantan Jurnalis VoA Melayangkan Gugatan
Meski begitu, sejauh ini UNJ telah mengeluarkan dana tak sedikit untuk pemanfaatan lahan Cikarang ini. Menilik laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), pada tahun 2022 UNJ telah menyelesaikan tender untuk jasa konsultasi konstruksi. Harga kontraknya sebesar Rp1.405.493.100,00, dengan PT. Wastuwidyawan sebagai pemenang tender.
Selain itu, Laporan Keuangan UNJ mencatat UNJ mulai membangun beberapa prasarana seperti gazebo, toilet, pos penjaga, dan pagar sejak 2023. Bila ditotalkan, biayanya sebesar Rp 381.489.725,00.
Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Bisnis, Andy Hadiyanto menolak permohonan wawancara soal pemanfaatan lahan Cikarang UNJ. Ia beralasan pihaknya masih menunggu keputusan Majelis Wali Amanat (MWA). Tim Didaktika juga mengirim surat permohonan wawancara kepada Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Ari Saptono pada 19 Desember 2024. Namun hingga saat ini belum mendapat jawaban.
Sudah sejak lama lahan UNJ di Cikarang direncanakan sebagai lokasi perkuliahan baru, namun terbengkalai. Tak jarang pula terdapat persoalan dalam prosesnya sampai sekarang.
Melansir Majalah Didaktika Edisi No. 20/Th XXVI/2000 tahun 2000, kalangan dosen pernah melapor dugaan mark-up harga beli lahan yang dilakukan pimpinan kampus. Namun pemimpin proyek pembelian lahan Cikarang kala itu, Muchlis Luddin, berkomentar bahwa tuduhan itu bersifat politis sebab kala itu sedang berlangsung pemilihan rektor baru.
UNJ juga sempat bermasalah dengan PT. Lippo Cikarang terkait batas luas tanah. Pasalnya, lahan UNJ itu dikelilingi oleh lahan milik PT. Lippo Cikarang. Melansir berita Eduranews, permasalahan selesai pada 26 September 2023 setelah kedua belah pihak yang dibantu Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bekasi melakukan pengukuran ulang.
Menuntut Fasilitas Pendukung Perkuliahan
Sementara itu, terkait rencana pemindahan prodi PGSD ke Kampus Cikarang, Koordinator prodi PGSD, Nina Nurhasanah mengaku masih kebingungan. Pasalnya, ia dan kalangan dosen PGSD lain tidak mengetahui secara persis ke mana prodi PGSD akan dipindah.
“Memang menurut informasi kami akan dipindahkan, tapi bukan ke Cikarang, melainkan ke Kampus A, Rawamangun,” ujar Nina, Selasa (18/02/2025).
Nina juga tidak begitu tertarik bila kegiatan perkuliahan prodinya harus dipindah ke Cikarang. Ia mempertimbangkan jarak jauh yang harus ditempuh dosen dan mahasiswa. Kecuali, lanjut Nina, bila disediakan asrama bagi mahasiswa, dan rumah singgah bagi dosen.
Baca juga: Negeri Tanpa Ingatan
Sepenuturan Nina, PGSD adalah prodi yang membutuhkan banyak prasarana penunjang perkuliahan. Di antaranya adalah Sekolah Dasar (SD) yang berfungsi sebagai laboratorium, ruangan simulasi mahasiswa mengajar, dan lapangan untuk kebutuhan mata kuliah.
Kini, SD laboratorium di Kampus E sudah tidak menerima siswa baru dan akan berhenti beroperasi tiga tahun lagi. Maka, sambung Nina, ketika dipindah ke lokasi baru, universitas harus menyiapkan prasarana yang lengkap bagi prodinya.
“Kalau dananya cukup, maka lebih cepat lebih baik untuk pindah. Tidak masalah bila harus bertahan di sini untuk sementara waktu. Universitas juga memiliki prioritas selain pemindahan PGSD,” pungkas Nina.
Penulis/reporter: Fadil B. Ardian
*Artikel ini diproduksi dari hasil kerjasama dan fellowship Jurnalisme Data Deduktif.id Batch 1.