Sejak diterbitkannya Surat Keterangan Rektor No. 7/UN39/SE/2020 pada 14 Maret 2020, UNJ secara resmi mengumumkan jalannya perkuliahan secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, pelaksanaannya, serta penyediaan fasilitas penunjang dinilai belum optimal.
Seperti keterangan Nila, mahasiswi Ilmu Komputer 2018, PJJ yang diterapkan UNJ kurang efektif. Bahkan, menurutnya lemah dari segi praktek ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
Nila memahami, bahwa kapasitas orang dalam menerima pengetahuan itu berbeda-beda, bahkan sejak kuliah tatap muka. Namun, justru PJJ malah memperparah keadaan tersebut. Penyampaian materi yang terbatas pada pesan singkat menurutnya kurang maksimal. “Apalagi ilmu komputer kan bukan mata kuliah (yang menekankan) materi, tapi harus praktek. “Susahnya kuliah daring gini (hanya dapat) materinya, tapi penjelasan prakteknya tidak,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Trinila Sari, Mahasiswi Pendidikan Masyarakat angkatan 2017. Ia menjelaskan, bahwa PJJ ini dirasa kurang efektif meskipun dosen telah mengupayakannya.
“Kurang efektif, meskipun dosen itu juga melakukan segala cara, seperti coba menjelaskan materi lewat Zoom, gak cuma ngasih tugas,” ucap Trinila.
Tak hanya para mahasiswa yang mengalami kendala dalam menjalankan kegiatan perkuliahan, namun hal serupa juga dirasakan oleh Lussy Dwiutami Wahyuni, dosen prodi Psikologi.
“Kendalanya lebih ke koneksi internet yg tidak stabil, penyiapan media (dalam hal ini video) yang butuh waktu lebih banyak, dan tidak dapat melihat respons mahasiswanya secara langsung terhadap apa yang disampaikan,“ terangnya
Sementara itu, berdasarkan temuan yang ada di lapangan, beberapa fasilitas penunjang akademik digital dirasa belum maksimal. Dhimas, mahasiswa Ilmu Komputer angkatan 2018 mengungkapkan keresahannya. Ia mengharapkan adanya fasilitas perpustakaan digital di UNJ.
“Iya cukup menyulitkan, kalau tidak ada perpus onlinenya, dulu sebelum PJJ bisa ke toko buku. Sekarang kesana sulit karena PSBB, sekalipun mencari buku di internet susah, kalaupun ada kualitas isinya kurang bagus,” keluhnya.
Wakill Rektor IV bidang perencanaan dan Kerjasama, Totok Bintoro menerangkan, bahwa UNJ saat ini tengah menjalin sejumlah kerjasama untuk mengembangkan layanan Informasi Teknologi, salah satunya kerjasama dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Totok Bintoro melanjutkan, UNNES dianggap salah satu kampus yang berhasil mrmbangun sistem informasi yang baik. Ia pun mengatakan, “kerjasama tersebut untuk memperkuat Siakad dan sistem pembelajaran.” Akan tetapi, perihal pengembangan sistem PJJ, ia menyebut pihak WR I yang lebih paham.
Namun, ketika dihubungi melalui email WR I bidang Akademik, Suyono hanya menjawab: “(UNJ akan) terus melakukan evaluasi dan melakukan penyempurnaan,” singkatnya.
Penulis: Fadhlan Aziz
Editor: Ahmad Qory