Mahasiswa baru dibuat resah dengan isu perubahan warna almet tanpa sepengetahuan rektor UNJ (2/12). Pihak kampus mengakui tidak adanya sosialisasi terkait almet baru UNJ.
Pernyataan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Liliana Muliastuti (2021-2024) dalam acara Dialogue with Dekanat (Downat) pada (2/12) mengenai perubahan warna almamater (almet) baru UNJ menghebohkan lingkungan kampus. Pasalnya, di hadapan banyak mahasiswa baru, Liliana menyampaikan, respons dirinya dan Rektor UNJ yang mengaku terkejut dengan perubahan warna yang terjadi pada almet UNJ tahun 2024.
Akibat isu perubahan warna almet baru UNJ yang berasal dari pernyataan Liliana, banyak mahasiswa baru menjadi resah. Kendati banyak mahasiswa baru bereuforia dengan almetnya, isu perubahan warna almet baru UNJ itu justru membuat mereka bingung.
Tim Didaktika sudah berupaya mencari penjelasan lebih lanjut dari Liliana perihal perubahan warna almet dengan cara mengirimkan surat wawancara ke Kantor Administrasi FBS pada (3/12). Akan tetapi, Liliana menolak untuk diwawancarai baik secara langsung atau via telepon seluler karena alasan jadwal yang padat.
Mahasiswa baru Pendidikan Bahasa Mandarin, Guntur Maulana Putra berujar, dirinya terkejut dengan pernyataan Liliana perihal perubahan warna almet baru UNJ. Lanjutnya, pernyataan itu membuat Guntur semakin merasa heran.
Sambungnya, Guntur mengatakan, sebenarnya rasa heran terhadap perubahan almet baru UNJ telah muncul sejak dua bulan yang lalu setelah waktu pembagian. Sebab, menurutnya, saat masa Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), tidak ada informasi mengenai perubahan warna almet UNJ.
“Saat PKKMB, simbolisasi pemakaian almet kepada mahasiswa baru itu warnanya hijau lumut. Tetapi, warna almet yang diterima oleh saya saat waktu pembagian almet, yaitu hijau tosca,” jelasnya (3/12)
Senada dengan Guntur, Mahasiswa baru Pendidikan Khusus, Shela Pramudya Shilfiyani mengaku dirinya bingung dengan perubahan warna yang terjadi pada almetnya. Sebab, sebelumnya tidak ada sosialisasi yang diberikan kepada mahasiswa baru terkait perubahan warna almet UNJ.
Shela juga mengatakan, perubahan warna almet UNJ membuat dirinya tidak dikenali asal universitasnya. Tambahnya, ia merasa warna almet baru itu tidak menunjukkan identitasnya sebagai mahasiswa UNJ.
“Menurut aku, perubahan warna almet itu perlu disosialisasikan terutama kepada mahasiswa baru. Karena itu menyangkut identitas dan simbol kebanggaan sebagai mahasiswa UNJ,” resah Shela (3/12)
Direktur Akademik UNJ, Agung Premono mengakui sebelumnya memang tidak ada sosialisasi kepada mahasiswa baru mengenai perubahan warna almet. Lanjutnya, Agung berdalih sosialisasi tidak ada karena perubahan warna yang terjadi pada almet itu secara langsung mengikuti logo baru UNJ.
Baca juga: UNJ dan Babak Baru Industrialisasi: Menguak Motif dibalik Perubahan Nama Fakultas
Agung juga mengatakan, informasi yang diterima mahasiswa mengenai almet universitas dibatasi pada waktu pembagian dan pendataan ukuran saja. Agung berpendapat, menurutnya, informasi mengenai perubahan logo dan warna almet universitas bukan porsi yang dimiliki oleh mahasiswa.
“Bukan ranah mahasiswa mengenai informasi penetapan sebuah panji (logo universitas) dan perubahan warna almet. Karena sudah diwakili oleh pimpinan-pimpinan dari tingkat prodi, fakultas, dan universitas,” katanya (16/12)
Terkait perubahan warna almet baru UNJ, Agung membantah Rektor UNJ tidak mengetahui itu. Lanjutnya, perubahan warna almet itu telah disepakati melalui rapat bersama pimpinan universitas. Tambahnya, peserta yang hadir dalam rapat bersama pimpinan universitas itu di antaranya: dekan dan kepala prodi.
Agung berasumsi ketidaktahuan perubahan almet baru itu bisa terjadi karena peserta yang menghadiri rapat bersama pimpinan universitas tidak fokus. Lanjutnya, ia menyayangkan sikap pimpinan fakultas yang mempermasalahkan perubahan warna almet baru di dalam dialog dekanat fakultas bersama mahasiswa.
“Keterlibatan pimpinan itu pasti ada, tidak usah diperbesar-besarkan, menurut saya,” serius Agung
Sambungnya, Agung berujar, saat rapat bersama pimpinan universitas, desain warna almet baru telah dibagikan melalui perangkat digital. Agung menyalahkan distorsi warna yang terjadi sebagai penyebab warna almet baru mengalami perubahan. Sambungnya, ia menerangkan distorsi warna itu terjadi karena resolusi gambar yang diterima melalui perangkat digital berbeda-beda.
“Distorsi warna yang terjadi itu memunculkan persepsi masing-masing,” ucapnya
Agung menegaskan kembali perubahan warna almet itu mengacu kepada logo baru UNJ. Namun, sambungnya, Agung belum bisa memastikan warna almet untuk angkatan tahun depan sama seperti tahun 2024.
“Tahun depan warna almet UNJ tidak mengacu kepada warna hijau yang lama. Tetapi, belum pasti ya,” ragu Agung
Penulis/Reporter: Difa Amelia dan Salsabilla Aqila Mufti
Editor: Naufal Nawwaf