Rektor IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta) periode 1984-1922 Conny R. Semmiawan meluncurkan buku terbarunya yang berjudul “Strategi Pengembangan Otak, dari Revolusi Biologi ke Revolusi Mental”  di usia 87 tahun.

Pelaksana Tugas Harian (Plh.) Rektor UNJ, Intan Ahmad, menjadi pembedah buku di gedung Persatuan Purnawirawan TNI-Angkatan Darat (PPAD) Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (25/11). Bersama dengan Letjen Kiky Syahnakri sebagai pembedah buku kedua. Bedah buku tersebut merupakan bagian dari rancangan kegiatan peluncuran buku “Strategi Pengembangan Otak, dari Revolusi Biologi ke Revolusi Mental” yang ditulis Conny R. Semiawan.

Menjelang diskusi, diputar video testimoni Conny Semiawan terhadap bukunya. Dalam video tersebut, Conny menampik anggapan bahwa seorang anak akan membawa sifat yang dimiliki orang tuanya. Kognisi seseorang merupakan pengaruh yang dibawa oleh lingkungan. “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, itu tidak benar. Justru gen tidak berpengaruh besar terhadap kognisi seseorang,” terangnya.

Dalam diskusi, Intan Ahmad menjelaskan manusia dipengaruhi oleh otaknya. Apa yang dipikirkan, dilakukan dan tidak dilakukan merupakan pengaruh otak. “Itu yang sering saya katakan pada mahasiswa saya di kelas. Kalau kalian di rumah sama teman-teman kalian tidak berpikir yang lain-lain. Tapi kalau kalian sendiri, pasti pikiranya macam-macam,” ucapnya.

Otak pun dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan dalam hal ini tidak selalu lingkungan setelah lahir. Dalam pandangan biologi lingkungan sebelum lahir. Pertemuan sperma dan sel telur pun dapat disebut lingkungan.

Intan menambahkan, selain otak, gen pun dapat mempengaruhi perilaku manusia. Namun belum diketahui gen yang mana. Ada penelitian yang dapat menjelaskan kenapa orang beranggapan bahwa gen mempengaruhi perilaku manusia. Penelitian tersebut tentang anak yang dipisahkan jauh dari kedua orang tuanya. Namun, anak tersebut masih mempunyai kesamaan perilaku seperti hobi yang sama. “Ada kemungkinan dari pengaruh gen,” jelas Intan.

Baru-baru ini ditemukan terang Intan, bahwa gen dapat bermutasi. Pria 50 tahun yang sebelumya baik, tiba-tiba jadi buruk bahkan sampai melakukan sexual-harassment setelah diteliti ternyata ada salah satu gen yang mengalami mutasi.

Iklan

Perilaku setiap manusia berbeda karena genetik yang dibawa setiap manusia berbeda pula. Seseorang bisa tidak terkena penyakit kolesterol padahal pola hidupnya sama dengan orang yang terkena kolesterol, “(meskipun) sama-sama makan jeroan segala macam,” ucap intan.

“Kalau kita bisa mempelajari gen dan ekspresinya dan bagaimana cara otak berinteraksi kita bisa mengetahui bahwa perilaku seseorang banyak yang menentukan,” lanjut Intan.  Revolusi mental harus dimulai sejak dini. Sebab, stimulus harus diberikan pada usia yang tepat.

Ketika mempelajari otak manusia, maka akan tahu bagaimana mengetahui cara pembelajaran yang tepat. Hal itu yang menjelaskan tentang revolusi mental berawal dari revolusi biologi. Namun yang lebih penting kata Intan, adalah bagaimana mengetahui cara kerja otak agar kita punya empati terhadap orang. Selain itu, apa yang harus diberikan agar menjadikan generasi muda supaya mau belajar sepanjang hayat.

Intan mengungkapkan rasa apresiasinya terhadap penulis, karena tetap berdedikasi dalam pendidikan Indonesia di usia yang tidak muda. “Saya amat terharu. Beliau di umur 87 tahun masih menciptakan buku yang bisa berguna bagi generasi muda,” ungkapnya.

Sementara, menurut Kiky Syahnakri buku tersebut sangat bermanfaat dalam pembangunan karakter bangsa dan pendidikan karakter yang sedang digagas oleh PPAD tentang strategi pembangunan budaya. “Saya kira buku ini akan melengkapi konsep pembangunan budaya itu,” ucapnya.//M. Muhtar