img02350-20121025-1355

“Dari pengelolaan Niaga Parkir, UNJ hanya mendapatkan 8 juta/bulan. Sedangkan, Niaga Parkir mendapatkan 200 juta/bulan.”

Sistem pengelolaan parkir Universitas Negeri Jakarta (UNJ) akan memasuki babak baru. Sejak 2014, pengelolalaan parkir UNJ beralih dari kampus menjadi di kelola pihak swasta yakni Niaga Parkir. Musababnya, saat itu, banyak kasus pencurian motor. Oleh sebab itu, rektorat kala itu memutuskan untuk mengurus parkir ke pihak profesional. Dampaknya, biaya parkir pun naik dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.500.

Kendati biaya naik parkir naik dan sudah dua tahun berlangsung, pengelolaan parkir pun tak kunjung membaik. Oleh sebab itu, Rektor UNJ, Djaali berencana untuk memutus kontrak dengan niaga parkir. “Tahap awal, kami memutuskan untuk menggratiskan biaya parkir untuk mahasiswa,” ucapnya saat mengadakan dialog dengan perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kamis, (07/04).

Djaali menjelaskan bahwa penggratisan biaya parkir dimulai sejak 2 Mei 2016. Mekanismenya, mahasiswa harus mendaftarkan nomor polisi kendaraannya ke pihak Niaga Parkir, layaknya dosen menggartiskan biaya parkir. Harapannya, sambung Djaali, dalam beberapa bulan ke depan akan ada pemutusan kontrak antara kampus dan Niaga Parkir.

Saat hadir di acara yang sama, Wakil Rektor II, Komaruddin Sahid menyatakan UNJ tidak banyak menerima pemasukan dari adanya Niaga Parkir. “Dari pengelolaan Niaga Parkir, UNJ hanya mendapatkan 8 juta/bulan. Sedangkan, Niaga Parkir mendapatkan 200 juta/bulan,” ungkap mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini.

Iklan

Hal tersebut, menurut Djaali merupakan sesuatu yang aneh. “Bayangkan, kami (UNJ-red) yang memiliki lahan hanya mendapatkan sedikit. Sedangkan, Niaga Parkir yang hanya modal portal otomatis dapat meraup pemasukan besar,” ucapnya dengan nada meninggi.

Ketika, dimintai tanggapan oleh DIDAKTIKA untuk keputusan tersebut. Pihak pengelola Niaga Parkir, masih belum bersedia dimintai keterangan. Sementara itu, Muhammad Irfan, mahasiswa Fakultas Teknik (FT) mengatakan belum tahu mengenai kebijakan rektorat. Tak hanya itu, ia menyatakan bahwa harus ada jaminan keamanan tentang parkiran. “Siapa pun yang mengelola parkir, harus memberikan rasa aman kepada mahasiswa. Sebab, ini rumah kami sendiri,” tutupnya.

VRU