Perdamaian antara Ronny dan Djaali tidak diiringi dengan jaminan kebebasan berpendapat.
Rabu (6/1) Jazuli Juwaini, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendatangi rektorat Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Bersama Dr. Abdul Kharis, Wakil Ketua Komisi X, ia menginisiasi mediasi antara Djaali, Rektor UNJ dengan Ronny Setiawan, Ketua BEM UNJ yang dicabut status mahasiswanya Selasa (5/1).
Jazuli mengklaim bahwa pertemuan berjalan secara kondusif dan kekeluargaan. Ia juga menyebutkan permasalahan yang sebenarnya hanya karena miskomunikasi antara rektor dan Ronny. Pertemuan ini berujung pada permintaan maaf Ronny dan penandatanganan pernyataan bersama pihak Rektor dan BEM.
Mengenai keberadaan elit partai dalam penyelesaian di dalam kampus ini, Jazuli mengatakan pada salah satu akun media sosialnya, “Rektor UNJ juga kontak saya agar dapat difasilitasi dan mediasi untuk solusi bersama.” Selain itu Mahasiswa Doktoral UNJ ini mengaku memiliki kedekatan secara pribadi dengan Djaali.
Adapun poin-poin dari pernyataan tersebut mencakup kesepakatan BEM UNJ untuk menarik dan meralat seluruh pernyataan dan berita yang memuat fitnah, penghinaan dan penghasutan. Pimpinan UNJ dan BEM UNJ melakukan dialog secara kekeluargaan untuk mengklarifikasi berita. Permasalahan tersebut diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Pemimpin UNJ bersedia mencabut SK Rektor nomor 01/SP/2016 yang berarti mengembalikan status mahasiswa Ronny Setiawan. Terakhir pimpinan UNJ dan BEM UNJ mengajak seluruh civitas akademik UNJ untuk menciptakan suasana kampus yang kondusif.
Namun dalam poin-poin kesepakatan tersebut, tidak ada jaminan terwujudnya kebebasan mengeluarkan pendapat yang selama ini justru menjadi akar dari permasalahan ini. Sampai kini, Ronny sendiri masih belum bisa dimintai keterangannya lebih lanjut.
Latifah