Di media massa ada sistem yang mengontrol. Kuncinya diredaksi sebagai kontrol supaya beritanya berimbang.

Dalam sebuah berita, teknik reportase adalah hal yang mendasar yang harus dimiliki seorang jurnalis. Oleh sebab itu, salah satu materi LDPM (Latihan Dasar Pers Mahasiswa) Didaktika yang ke-28 adalah teknik reportase. Pembicara materi ini adalah Satrio Arismunandar. Satrio menjabat redaksi di Majalah Defender dan Aktual, serta aktual online.

Bertempat di Aula Daksinapati (29/03). Satrio membahas cara bagaimana media bekerja. Setiap media memiliki apa yang disebut kriteria kelayakan berita. Diantaranya ialah, penting, aktual, unik, asas kedekatan, asas keterkenalan, magnitude, human interest, unsur konflik, dan trend.

Berita harus penting, artinya peristiwa memiliki arti penting bagi mayoritas khalayak pembaca. Sedangkan berita harus aktual, menurut Satrio, suatu peristiwa harus baru terjadi. Satrio mengatakan jika aktual bukan hanya terjadi ketika peristiwanya baru. “Ada sesuatu yang baru dari berita yang lama. Itu baru menjadi layak diberitakan,” ujarnya.

Satrio mencontoh majalah Intisari yang terbit setiap 1 bulan sekali agar tetap dinikmati pembaca. ‘Kita harus berpikir dalam kerangka berapa bulan majalah itu terbit. Peristiwa pasti sudah selesai,” tukasnya. Oleh karena itu yang diangkat ialah analisisnya.“Harus menekankan masih relevan, dan menarik. Sambil terus mencari aspek-aspek.”

Selain hal di atas, Satrio mengatakan jika media masa memiliki segmen khalayak, karena segmen khalayak juga berpengaruh untuk menentukan kelayakan berita. Menurutnya keinginan media untuk memuaskan segmen khalayak pembaca,  secara tak langsung membuat seleksi layak dan tak layak untuk diliput. Trans-TV misalnya, memilih khalayak yang sosial-ekonominya menengah ke atas. Kemudian ada majalah Femina yang membidik pasar kaum perempuan berusia menengah ke atas yang tinggal diperkotaan. Sedangkan, Radio Hardrock FM mengejar pasar kaum muda di Jakarta.

Iklan

Selain kelayakan berita, media juga memiliki kebijakan redaksional. Kelayakan berita di setiap media hampir sama. Sementara kebijakan redaksional tergantung visi, misi, dan ideologi yang dianut media itu sendiri. Oleh karena itu, sudut pandang atau angle peliputan pada dua media begitu berbeda. //

Naswati