Kampung Gembira Gembrong telah diresmikan oleh Anies Baswedan. Banyak perubahan terjadi pada permukiman tersebut setelah direvitalisasi.

Anies Baswedan telah meresmikan Kampung Gembira Gembrong, RW.01, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur pada Jumat (7/10/2022) lalu. Kampung tersebut merupakan pemukiman baru bagi korban kebakaran di daerah Pasar Gembrong. Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi Kampung Gembrong dengan biaya 7,6 miliar rupiah  yang berasal dari Badan Amil Zakat National (Baznaz) DKI Jakarta. 

Sebelumnya, kebakaran pada 24 April 2022 lalu terjadi akibat korsleting listrik. Sunardi, selaku Sekretaris RT. 05, menjelaskan bahwa terdapat empat RT yang terdampak kebakaran dengan total 138 rumah. Ia juga menuturkan, bahwa semua rumah kini sudah direvitalisasi. 

“Jadi yang terbakar ada empat RT, yaitu RT. 02, 04, 05, dan 06. Total rumah terbakar itu ada 138, dan itu semua sudah dibangun kembali,” ungkap Sunardi. 

Selain itu, Sunardi merasa senang dan gembira karena adanya revitalisasi. Menurutnya, pemukiman Kampung Gembira Gembrong sekarang menjadi lebih nyaman. Jalanan kampung sudah tidak becek dan anak-anak bisa bermain dengan luas.

“Setelah dibangun,  alhamdulillah kita pada senang dan gembira lagi. Sekarang lebih nyaman karena dulu jalanan sering becek. Jadi dari musibah kebakaran itu ada keberkahan juga,” ucap Sunardi.

Iklan

Kasat, salah seorang warga Kampung Gembira Gembrong ikut menjelaskan mengenai revitalisasi. Ia menjelaskan, meski pemukiman dibangun kembali oleh Pemprov DKI Jakarta, bangunan tersebut tetap milik warga. Pembangungan rumah pun sesuai dengan luas bangunan yang dimiliki penghuni rumah sebelum rumahnya terbakar.

Baca Juga: Mal Blok M dalam Nostalgia dan Kenangan

“Revitalisasi ini sesuai dengan bangunan yang terbakar kemarin. Contohnya, seumpama ukuran dulu 4 meter, ya dibangun tetap 4 meter. Banyak orang bilang ini katanya rumah susun, padahal ini rumah pribadi. Jadi dibangunkan kembali rumah-rumah untuk masyarakat, khususnya bagi korban kebakaran,” jelas Kasat.

Setelah direvitalisasi, perubahan pemukiman tampak jelas dari luar kampung. Terlihat bangunan berwarna-warni dan berbentuk kotak-kotak. Kios-kios mainan yang tadinya berjejer di trotoar depan kampung tersebut pun sekarang tidak ada, kini hanya ada rerumputan dan bendera-bendera.

Kemudian, terdapat pula perubahan fasilitas setelah revitalisasi, di antaranya seperti septic tank komunal di setiap unit bangunan untuk pembuatan toilet, sumur resapan air hujan sebanyak 16 sumur dengan penerapan zero run off atau penampungan air hujan ke dalam tanah. Selain itu, terdapat pula bangunan Bina Keluarga Pelita (BKB) PAUD Jalak untuk meningkatkan keterampilan anak-anak.

“Dulu ada toilet umum, sekarang toilet sudah ada dalam rumah masing-masing. Adanya toilet di dalam rumah membuat luas rumah sedikit menyempit. Tapi, ini saja sudah alhamdulillah banget. Namanya bantuan, kita gak bisa menolak,”ungkap Kasat. 

Selain itu, jalan besar di pinggir sungai yang turut dibuat oleh Pemprov, menjadi tempat berkumpulnya warga. Terlihat anak-anak ramai bermain, ibu-ibu berkumpul dan berbincang-bincang,  serta bapak-bapak bergotong royong membuat kursi. Oleh sebab itu, Kasat sangat senang dengan perubahan tersebut karena warga di kampungnya semakin erat.

Sependapat dengan Kasat, Lili, warga Kampung Gembira Gembrong selaku penjual lemper juga senang dengan perubahan tersebut. Lili mengatakan adanya revitalisasi membuat jalan menjadi lebih luas. 

“Kalau sekarang lebih luas ya, mobil bisa lewat di jalan sini. Selain itu sekarang banyak warga berkumpul dan banyak anak-anak bermain,” tambah Lili. 

Penulis : Andreas Handy H.

Iklan

Editor : Adinda Rizki