Warga Desa Sukamulya dibuat resah oleh latihan militer Tim Bravo. Pasalnya, agenda itu seringkali diadakan secara mendadak, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 

Meskipun latihan militer yang diselenggarakan oleh pihak Lanud Atang Sanjaya (ATS) sering mengganggu aktivitas warga Desa Sukamulya, agenda itu tetap dilaksanakan. Bunyi dentuman keras bom dan suara desing peluru acap kali terdengar dari tempat latihan militer Tim Bravo yang dekat dengan pemukiman warga. Sayangnya, informasi pengadaan latihan militer yang seharusnya diperoleh warga kerap kali tidak disampaikan tepat waktu. Hal itu membuat beberapa warga yang sedang menjalani aktivitasnya merasa takut serta resah bahkan mengalami gejala kesehatan. 

Ketua RT. 006/RW.005 Kampung Malahpar, Idris (37) mengatakan salah seorang warganya yang bernama Syarif tak sadarkan diri setelah mendengar suara dentuman keras bom dari lapangan latihan tembak Tim Bravo (12/12/2022). Bahkan saat Tim Didaktika mengunjungi rumah korban (27/2) untuk mewawancarainya, keluarganya menolak sebab alasan kesehatan. Idris berujar latihan militer yang dilaksanakan oleh Tim Bravo seringkali berlangsung secara tiba-tiba, tanpa memberitahu warga terlebih dahulu. Selain itu, sistem notifikasi latihan militer yang semestinya disampaikan oleh pihak Lanud ATS kepada warga jauh sebelum hari H tidak dilakukan. Hal tersebut mengakibatkan warga sering terkejut dan takut.

“Notifikasi meledakan bom itu tidak sampai kepada warga sebelum hari H latihan melainkan pasca kegiatan. Tiba-tiba itu bom meledak, masyarakat kaget,” katanya 

Idris berharap, latihan militer yang dilaksanakan oleh Tim Bravo lebih mempertimbangkan keadaan warga sekitar. Sebab suara keras dan berisik yang timbul dari agenda latihan Tim Bravo bukan hal sepele. Lebih lagi, Idris meminta latihan militer itu sebaiknya dihentikan.

“Kalau bisa, latihan militer itu distop karena mengganggu warga,” ungkapnya.

Iklan

Selaras dengan Rukmini-bukan nama sebenarnya-(49) mengatakan ia terganggu dengan bunyi dentuman keras bom dan bising senjata yang berasal dari latihan militer Tim Bravo. Sebagai warga desa yang sering beraktivitas seringkali ia menunda pekerjaannya sampai latihan militer itu selesai.

“Kalau bom itu meledak, saya enggak berani bekerja sebab suaranya mengganggu sekali. Jadi, saya terhambat juga kerjanya,” ucap Rukmini saat diwawancarai di sawahnya Minggu (28/2). 

Menanggapi hal tersebut, melalui sambungan telepon pada Kamis (01/02) Dosen Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat menjelaskan ada dua dampak latihan militer yang mengganggu bagi warga Desa Sukamulya, yakni secara psikologis dan sosial. Dari aspek psikologis, warga merasa khawatir, cemas, dan paranoid. Sementara dari segi sosial warga mengalami suasana tersubordinasi sebab mereka hidup tidak bebas dan tidak nyaman.

“Warga Desa Sukamulya hidup dalam suasana yang tidak nyaman dan tidak punya kebebasan. Karena bisa jadi saat beraktivitas tiba-tiba muncul suara bom meledak dengan keras sehingga membuat warga takut,” jelasnya

Menurut Rakhmat untuk mencari jalan keluar masalah yang terjadi di Desa Sukamulya perlu keterlibatan semua pihak termasuk warga setempat. Peran warga yang terlibat tidak boleh diabaikan agar solusinya adil untuk semua. Selain itu, pihak Lanud ATS juga harus memperbaiki sistem notifikasi yang ada untuk mewanti-wanti warga. 

“Pihak Lanud ATS harus menerima aspirasi warga serta memperhatikan keluhannya supaya semua pihak tidak ada yang dirugikan,” pungkasnya.

Baca juga: Berjuang di Tengah Ketidakpastian dan Kriminalisasi

 

Penulis/reporter: Zidnan Nuuro

Editor: Naufal Nawwaf

Iklan