Rektorat adakan audiensi tertutup guna menuntaskan kronologis yang simpang siur soal meninggalnya Valencia Matalino Arya Putra, Senin (15/5). Audiensi yang dilakukan bersama Dekan FIS, Menwa, KSR, BEM UNJ dan BEM FIS itu dilaksanakan guna membeberkan kronologi resmi atas meninggalnya Valen dalam kegiatan pembaretan Resimen Mahasiswa (Menwa) UNJ, Kamis (11/5).

Kronologi disampaikan oleh Wakil Komandan Satuan Menwa, Syifa Fauziah. Sebelum longmarch dari Koramil Cibadak, Valen telah melakukan pemeriksaan kesehatan sebanyak dua kali dan dinyatakan sehat oleh petugas KSR PMI Unit UNJ dan tim kesehatan dari Koramil.

“Pada pukul 19.30 Anggota pembaretan melakukan cek kesehatan sebelum berangkat menuju Koramil Cibadak, dan berdasarkan hasil cek kesehatan, seluruh anggota pembaretan dinyatakan sehat,” tutur Syifa.

Pada Kamis (11/5) pemeriksaan kembali dilakukan pukul 05.30 di Koramil Cibadak. Pemeriksaan tersebut dilangsungkan oleh petugas kesehatan lapangan dan KSR PMI UNJ. Seluruh anggota dinyatakan sehat melalui pemeriksaan tersebut. Setelah mengikuti rangkaian apel pembukaan, anggota pembaretan diberangkatkan dari Koramil Cibadak menuju Pantai Citapus, Palabuhanratu pada pukul 08.00.

Dalam perjalanan menuju etape satu, Valen mengeluhkan kram di kakinya pukul 09.50. Valen diperiksa dan diberikan penanganan berupa salep pereda nyeri dan pijatan pada kakinya. Selang 10 menit, Valen sudah merasa baikan dan ingin kembali berjalan bersama anggota pembaretan lainnya.

Namun, Valen kembali mengeluhkan kram kedua kalinya setelah berjalan selama satu setengah jam. Setelah diamankan dan dicek ulang kesehatannya, panitia pembaretan bersama KSR memutuskan untuk mengantarkan Valen ke Puskesmas Cikidang pada pukul 11.45.

Iklan

Sesampainya di puskesmas, Valen mendapatkan perawatan berupa tindakan cek pernafasan, tanda vital, dan infus. Namun puskesmas merujuk Valen ke RSUD Palabuhanratu guna ditangani lebih serius.

“Pukul 13.05 ambulans tiba di RSUD Palabuhanratu dan langsung ditangani oleh dokter di IGD berupa observasi, infus, CPR, dan cek tanda vital,” ujar Syifa.

Nahasnya, Valen dinyatakan henti jantung pada pukul 14.30 dan ditangani dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Tepat pukul 14.57, Valen dinyatakan meninggal dunia dikarenakan syok hipovolemik. Berbeda dengan rilis pertama dari Menwa yang menyatakan bahwa Valen meninggal karena heat stroke. Meski berbeda dengan rilis pertama Menwa, kronologi yang dijelaskan oleh Syifa merupakan hasil investigasi pihak rektorat dengan Menwa, KSR, dan tenaga ahli seperti dokter.

Baca Juga: BEM FIS dan Geografi Tuntut Menwa Beri Kejelasan Kasus Kematian Valen

“Kalau mendengarkan penjelasan artinya pihak Menwa dan KSR sudah menjalankan sesuai dengan SOP. Itu mungkin yang perlu saya sampaikan kepada orang tua,” terang Wakil Rektor III, Abdul Syukur.

Sementara itu, terkait surat visum atau rekam jejak medis yang dapat memperkuat pernyataan Menwa, Staf Wakil Rektor III Bajuri Fadillah menolak memberikannya. Surat tersebut tidak akan dibeberkan kepada publik. Pasalnya, rektorat beranggapan surat tersebut hanya dapat diberikan kepada lembaga tertentu dan keluarga korban.

Surat tersebut akan disampaikan bersamaan dengan kronologi kepada orang tua korban di Magelang. Pihak rektorat bersama dengan Menwa, BEM Univ, BEM FIS, dan perwakilan lainnya akan menghadiri rumah duka pada hari Rabu (17/5).

“Itu dokumennya kita amankan secara kelembagaan, secara resmi akan kita sampaikan kepada orang tuanya. Tepatnya nanti pas hari ketujuh,” jelas Bajuri.

Mengenai tindakan selanjutnya untuk Menwa, pihak rektorat tidak memberikan pernyataan sama sekali. Selaras dengan pernyataan pers di sosial media UNJ, pernyataan tersebut hanya menjelaskan kronologi dan tidak menyebutkan tindakan lanjutan atas Menwa UNJ.

 

Iklan

Penulis: Ragil Firdaus

Editor: Izam Komaruzaman