Belakangan ini Universitas Negri Jakarta (UNJ) mengadakan pembangunan tahap ke dua di situasi pandemi saat ini, dan beberapa gedung lama nampak sudah dibongkar. Pembangunan gedung-gedung tersebut berlokasi di sekitar gedung Fakultas Ekonomi dan Fakultas Bahasa dan Seni. Pembangunan berskala besar sudah dimulai pada pertengahan bulan Mei 2020 lalu. Pembangunan ini dilakukan atas dasar kerjasama UNJ dengan Saudi Fund For Development (SFD).
Jafar Amiruddin selaku pimpinan projek SFD mengatakan bahwa pembangunan ini dilakukan untuk menunjang jalannya pengembangan infrastruktur di sektor fasilitas-fasilitas tertentu. Dalam pengembangan infrastruktur sendiri UNJ mengambil konsep kampus urban dengan memanfaatkan gedung di atas empat lantai, hal ini dipengaruhi juga dengan lahan di Jakarta yang cukup terbatas. Sejumlah empat gedung sepuluh lantai dan satu gedung pengembangan karakter dibangun untuk menunjang konsep kampus urban.
Di fase pembangunan yang kedua ini UNJ mengandalkan dana hibah dari institusi yang bekerjasama lewat mekanisme pengajuan analisis data serta analisis dana pembangunan. Terkhusus pembangunan tahap kedua ini UNJ mendapatkan kucuran dana hibah melalui Saudi Fund For Development. Pembangunan yang akan direncanakan menghasilkan empat gedung sepuluh lantai yang digunakan untuk perkuliahan, program studi, laboratorium, termasuk fasilitas kemahasiswaan. Menurut data yang dirilis oleh SFD, dana yang dibutuhkan dalam pembangunan ini sekitar Rp 568 milyar.
Tidak hanya mendapat hibah dari SFD, UNJ juga mendapat kucuran dana dari Pemerintahan Indonesia sebagai dana pendamping. Dalam hal ini Jafar menegaskan bahwa dana alokasi pembangunan gedung tidak menggunakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) ataupun Sumbangan Pengembangan Universitas (SPU). Dalam laman didaktikaunj.com berjudul “SPU dan Gairah Pembangunan di UNJ,” UNJ hanya mempunyai dana sekitar 400 milyar per tahun dari UKT ataupun SPU.
Kendati demikian proses yang berlansung memerlukan waktu yang panjang hal tersebut juga diutarakan oleh mahasiswi yang berkuliah di fakultas yang terdampak proyek SFD.“Kalau menurut saya sejauh ini tidak ada hambatan dalam sektor kegiatan akademik, kemungkinan pembangunan ini akan menghambat kegiatan belajar tahun-tahun yang akan datang karena jangka waktu pembangunan yang cukup lama, “ ujar Zanisca selaku mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Dianta Sebayang selaku dosen Fakultas Ekonomi juga megutarakan adanya dampak pembangunan ini, menurutnya pembangunan yang sedang berlangsung di area FE hanya berdampak kecil bagi sistem belajar-mengajar yang mana seluruh mahasiswa terkhusus di FE melakukan pembelajaran dari rumah (PJJ). PJJ ini menjadi sebuah celah bagi jalanya pembangunan dalam tahap clear area. “saya harap dengan adanya PJJ yang berlangsung lama mahasiswa mampu beradaptasi dan mengoptimalkan kondisi seperti ini.”
Penulis/Reporter: Sultan Bayu
Editor: M. Rizky Suryana