Seorang pria nekat menerjang banjir setinggi paha orang dewasa di depan Gedung D, Fakultas Teknik. “Ia ditunggu temannya untuk rapat,”ujar salah satu temannya. Terlihat pula beberapa mahasiswa meneduh di bangku-bangku taman di samping Pendopo Fakultas Teknik. Namun, ia terpaksa naik ke atas meja untuk menghindari genangan air yang semakin tinggi. Banjir terjadi karena hujan yang tidak berhenti sejak pukul 10 pagi.
Di Arena Prestasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS), tanpa mengenakan sepatu, dan sedikit menggulung celana. Samsul salah satu mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Sejarah, nampak duduk termenung bersama beberapa mahasiswa lainya menunggu hujan dan banjir mereda. Saat itu, ia berencana melakukan bimbingan skripsi.
“Baru sampai saya tadi jam 12-an. Waktu saya baru sampai, banjirnya sampe pinggang. Tuh mobil aja kerendem,” ujarnya sambil menunjukan genangan banjir di jalan depan FIS

Pada saat itu, Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam Eka Citra (KMPA EC) UNJ, membawa perahu karet untuk menolong mahasiswa yang terjebak banjir. Mereka membantu mengantar mahasiswa ke daerah yang tidak terkena banjir. Nurman, salah satu anggota KMPA EC, mengatakan penolongan dilakukan bila banjir semakin tinggi. “Ini sudah surut, namun tadi sempat hingga ke paha,” kata Nurman.
Nurman mengatakan banjir sering terjadi di daerah Fakultas Teknik dan FIS. Hal ini disebabkan karena daerah ini termasuk daerah dataran rendah di UNJ. Ia pula mengatakan perlu dilakukan pengerukan tanah di irigasi dekat FIS. Sebab, tanah itu merupakan tanah lumpur yang tidak bisa menyerap air. “Karena Lumpur, kapasitas airnya berkurang,” ujar mahasiswa prodi Teknik Elektro angkatan 2014 tersebut.
Dalam membantu korban banjir Nurman mengaku terkendala dengan keamanan perahu. Perahu mereka sering mengalami kebocoran. Beruntung untuk penanganan saat ini, cukup hanya dengan menutup bagian yang bocor, karena yang bocor hanya sedikit. Tapi tidak demikian bila perahu mengalami banyak kebocoran. Biasanya membutuhkan dana sekitar 2 juta untuk memperbaiki perahu.
Hingga pukul setengah dua, banjir yang menggenangi UNJ mulai surut. Namun, hujan masih terus mengguyur kawasan rawamangun.
Penulis : Muhamad Muhtar dan Hendrik Yaputra