Beberapa minggu lalu (26/1) mahasiswa Kampus A Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengalami pencurian dua motor. Kedua motor tersebut hilang saat diparkir di depan Gedung G UNJ. Rico Roihan, mahasiswa prodi Ilmu Agama Islam, merupakan salah satu korban pencurian motor.
Berdasarkan keterangannya, ia sedang berada di sekretariat Unit Kesenian Mahasiswa (UKM) ketika motornya raib. Ia menyampaikan bahwa malam itu salah satu anggota UKM ada yang dijambret di Rawamangun Muka. Lalu, ia ikut membantu melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor (Polsek). Ia baru tiba di UNJ pukul 2.30 dini hari dan menginap di sekretariat UKM.
Esok paginya, ia diberitahu ada anggota Era FM yang kehilangan motor. Akibat khawatir kehilangan juga, ia bergegas mencari motornya. Nahas. Motornya raib juga. “Saya keliling-keliling cari motor saya. Ternyata sudah ga ada. Saya lapor satpam kalau motor saya hilang, dia cuma bilang, ‘makanya hati-hati’,” tuturnya.
Achmad Dwi Safari, salah satu anggota Era FM, yang memberitahu Rico perihal kehilangan motor. Menurutnya, motornya raib saat diparkir di depan gedung G. Ia baru menyadari motornya sudah tidak ada di parkiran depan Gedung G ketika hendak membeli sarapan pada pukul 4 dini hari. “Kayaknya, malingnya itu beraksi sekitar pukul 3 sampai 4. Soalnya, waktu sekitar pukul 12 malam, teman saya masih pinjem. Dan pas pukul setengah 2-an saya cek motor saya, masih ada,” ujar Achmad.
Achmad juga menambahkan, di parkiran motor Gedung G tidak ada CCTV. Selain itu, ketika ia kehilangan motor, ia mengaku sangat sulit mencari satpam. Sebab, satpam sedang tidak berjaga di tempat ia kehilangan motor. Akhirnya, ia menemukan satpam di pos satpam dekat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Ketika ia melaporkan kehilangan motor, ia justru dioper ke pos satpam dekat gedung Pascasarjana. Akhirnya, ia kembali ke pos satpam dekat Gedung G. Kebetulan sedang ada satpam yang mengecek di sekitar sana. Satpam tersebut baru datang dan mengaku tidak tahu siapa yang membuka gerbang di dini hari. Setelah dicek, ternyata gemboknya sudah dibobol.
Menanggapi hal tersebut, Lepot Haryanto, selaku kepala satpam UNJ, mengatakan bahwasanya satpam di UNJ jumlahnya sangat sedikit. Tempat yang menjadi penjagaan prioritas satpam adalah gedung-gedung milik pemerintah. Sedangkan, gedung Fakultas Ekonomi (FE) yang terpisah-pisah hanya satu orang yang berjaga. “Tolonglah bantu satpam jaga keamanan juga,” kata Haryanto.
Menurut Muryandi, salah satu satpam UNJ kampus A, mengatakan bahwa satpam yang berjaga setiap hari di Kampus A UNJ ada sekitar sebelas sampai lima belas orang. Itu pun dibagi menjadi dua shift: pagi (dari pukul 8 pagi–8 malam) dan malam (dari pukul 8 malam-8 pagi). Sedangkan, kampus A lebih dari sebelas gedung. “Ditambah lagi UNJ CCTV-nya ga ada, ada cuma di beberapa titik aja,” ujar Muryandi.
Ibnu Hadi, selaku Staff Wakil Rektor II Bidang Sarana dan Srasarana, mengatakan bahwa CCTV di parkiran belakang Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan di depan Gedung G memang tidak memiliki CCTV. Apabila parkiran spiral sudah jadi dan tidak muat, maka parkiran belakang FIS akan tetap digunakan. Kemungkinan besar mereka akan memasang CCTV. “Ya, kita selesaikan dulu parkiran spiral. Memungkinkan atau tidak,” tuturnya.
Ia juga menambahkan UNJ tidak akan memberikan ganti rugi karena parkir di UNJ sudah gratis. Berbeda pada saat masih dipegang niaga parkir yang bisa memberikan asuransi. “Ya kalo parkir gratis, siapa yang mau ganti rugi?” ucap Ibnu.
Komarudin, selaku Wakil Rektor II, mengatakan bahwasanya ia akan memasang CCTV di wilayah Gedung G. “Ya, kami akan pasangkan, tapi harus dijaga. Jangan dirusak,” ujarnya saat ditemui tim Didaktika.
Penulis: Uly Mega Septiani
Editor: Lutfia Harizuandini