“UNJ sedang mencari mitra untuk pengelolaan parkir. Rencananya parkir tersebut akan dikenai tarif untuk mahasiswa”

 

Setelah memutus kerjasama dengan Niaga Parkir, parkiran di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) masih dikelola oleh pihak kampus. Hingga saat ini masih mencari pihak swasta untuk mengelola parkiran.

UNJ memiliki dua parkiran. Parkiran tersebut berada di dekat gedung Pascasarjana dan parkiran spiral. UNJ bekerjasama dengan Niaga Parkir Management dari PT. Sumber Jangkar Mandiri sejak 2014. Ketika dipegang oleh swasta biaya parkir di UNJ sebesar Rp1500, namun karena kinerja Niaga Parkir dianggap tidak maksimal hubungan kerjasama Niaga Parkir diputus sepihak oleh UNJ.

Menurut Kepala Peningkatan Perguruan Tinggi (P2T), Ramlan Lumbanturuan, mengatakan untuk sekarang parkiran masih dikelola pihak UNJ. Ia pun mengatakan sudah ada beberapa perusahan yang diundang oleh pihak UNJ namun perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat menyanggupi syarat-syarat yang diajukan UNJ. Persyaratanya antara lain dosen tidak bayar, karyawan (selain dosen), dan mahasiswa pun diusahakan tidak bayar.

Menurut Ramlan, UNJ belum mampu mengelola parkiran secara mandiri. “Kalo kita (UNJ) yang mengelola, nanti seperti sekarang, satpam yang jaga parkir, kan itu bukan tugas satpam,” terangnya.

Ramlan menambahkan, bahwa UNJ juga tidak memiliki dana untuk merekrut karyawan baru dan fasilitas-fasilitas lainnya. Ia pun setuju apabila parkiran dikelola oleh pihak swasta karena dianggap lebih bertanggung jawab.

Iklan

Ramlan juga menceritakan bahwa ketika UNJ dikelola Niaga Parkir, mahasiswa mendapatkan keuntungan seperti fasilitas dapat dan asuransi dapat.

Sementara, menurut salah satu karyawan Niaga Parkir, ada mahasiswa yang pernah mengalami kehilangan motor. Namun, asuransinya tidak sesuai dengan motornya yang hilang. “Penggantian yang diberikan hanya seharga motor bekas,” tutur seorang karyawan Niaga Parkir tersebut.

Irzan Zakir, selaku ketua pengelola parkiran dan kantin juga mengatakan UNJ sedang mencari pihak swasta untuk mengelola kantin. Ia mengatakan sudah ada lima calon mitra yang hilang akibat tidak dapat menyanggupi syarat yang diberikan UNJ dalam menggratiskan mahasiswanya, calon mitra terakhir merupakan anak perusahaan dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI).

Irzan pun mengiyakan kemungkinan mahasiswa nantinya akan membayar parkir. “Betul parkiran berbayar, kita (UNJ) sedang menjajaki hal tersebut,” ucapnya.

Irzan pun menambahkan ketika dipegang swasta, nanti pembayaran uang parkir tidak akan dengan uang cash melainkan dengan sistem E-Tapping. Nantinya setiap mahasiswa yang menggunakan kendaraan pribadi memiliki kartu untuk melakukan E-Tapping. “Jadi tidak ada uang cash, untuk mencegah adanya pungli juga,” tambahnya.

Irzan pun membenarkan pernyataan Ramlan mengenai UNJ yang tidak memiliki dana untuk mengelola parkiran. Menurutnya parkir berbayar merupakan hal yang lumrah, “Kalo kondangan aja bayarnya bisa sampai Rp20.000 per jam,” ucapnya.

Salah satu mahasiswa, Almizan Saputra dari Prodi Pendidikan Sejarah, mengungkapkan fasilitas parkir di UNJ kurang memadai dan ia pun tidak setuju jika nantinya parkiran akan berbayar. “Udah ada Sumbangan Pengembangan Universitas (SPU) masa parkir mau bayar juga.” tuturnya.

Lain halnya dengan Bayu Argadhani, mahasiswa Sastra Indonesia. Ia mengungkapkan ketidaksiapannya dengan parkir berbayar. “Kalo bisa ya jangan lah,” ucapnya./Aditya S.

 

Editor: Muhtar

Iklan