UNJ dalam waktu dekat akan menggelar pemilihan calon rektor baru untuk masa jabatan 2023-2027. Sebelumnya telah dilangsungkan pemaparan visi dan misi bakal calon pemimpin universitas pada Rabu (07/06). Dilanjutkan dengan rapat pleno tertutup Senat UNJ pada Selasa (13/06), rapat tersebut mengesahkan tiga calon Rektor UNJ, yaitu Ucu Cahyana (FMIPA), Komarudin (FIS), dan Muhammad Yusro (FT). 

Ucu Cahyana yang kini masih menjabat pula sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNJ dalam pemaparannya menyebutkan visi UNJ untuk menjadi universitas bereputasi yang berdampak signifikan dan berkelanjutan untuk kemaslahatan bangsa. Sedangkan misinya diturunkan menjadi empat poin utama meliputi penyelenggaraan tridharma, tata kelola organisasi dan keuangan, pengembangan sumber daya manusia, dan melaksanakan kerja sama di lingkup nasional dan internasional. 

Di sela-sela agenda pemilihan rektor yang akan dilangsungkan pada Senin (17/7/23), tim Didaktika berkesempatan melakukan wawancara dengan Ucu Cahyana, salah satu calon rektor UNJ periode 2023-2027 terkait visi, misi, dan pandangannya soal permasalahan di lingkungan kampus. Berikut petikan wawancara yang dilakukan di Kantor LP2M, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kampus A UNJ, Rawamangun, itu:  

Profiil Ucu Cahyana

Dari sisi akademik dan tata kelola universitas, apa yang menjadi masalah di UNJ selama lima tahun ke belakang? 

Masalah pertama yang kita hadapi terkait tata kelola dan akademik adalah berkaitan dengan tata kelola organisasi dan keuangan, artinya bagaimana UNJ mengembangkan Governance University. Jadi tata kelola universitas yang unggul, baik, ramping, kemudian gesit, dinamis, koordinasi antar universitas, fakultas, prodi semua bisa berjalan. Kemudian terkait keuangan, bagaimana sistem keuangan yang transparan, akuntabel, efisien kita berikan skala prioritas dalam pengelolaan keuangannnya, karena banyak yang harus didanai. Tetapi kita prioritaskan antara kebutuhan dan pendapatan harus dijaga keseimbangannya. Jadi prioritasnya memang tetap, namanya universitas untuk penguatan akademik. Lalu, keuangan kita kan untuk menutupi segala sarana dan prasarana universitas. Kemudian kita akan mengembangkan investasi jangka pendek untuk pengembangan unit-unit usaha kampus kedepan. Tapi jangan yang terlalu besar dan terlalu mahal, dan tetap berbasis akademik unit bisnisnya.  Ya karena ini kan kampus.  

Iklan

Kedua, sumber daya sarana dan prasarana, seperti lab perpustakaan kita memang masih masalah. Ini harus diperbaiki juga. Misalkan FBS butuh studio seni, FT butuh laboratorium teknik, FMIPA butuh lab-lab MIPA. FIK, alhamdulillah sekarang sudah punya GOR, tapi dia juga harus tetap punya laboratorium sport science, dsb. Kita butuh pula laboratorium pendidikan, laboratorium terpadu semacam ini kan yang masih perlu kita perlu lengkapi dan perbaikan kedepan. Kemudian terkait SDM, kita  butuh juga dosen yang hebat, unggul, dan tenaga pendidik (tendik) mengajar yang bagus. Ini harus kita perkuat terus. Dosen-dosen kita yang bergelar doktor, juga yang lulusan dari luar negeri juga harus ditingkatkan. Tendik kita kan sebagian besar masih lulusan SMA, ini juga kan harus ditingkatkan kemampuannya.  

Jadi tata kelola organisasi dan keuangan pertama, yang kedua sumber daya. Guna mendukung organisasinya bagus, sarana dan prasarana bagus, dan sumber daya ini kan butuh pendanaan. Ketiga kita problemnya harus meningkatkan pendapat universitas (income generating). Kita harus melakukan berbagai terobosan program, tetapi tetap pada ciri universitas bukan bisnis,  yaitu dengan mengembangkan pendapatan berbasis kemampuan akademik universitas. 

Keempat adalah membangun kultur organisasi unggul di UNJ ini. Jadi, setiap civitas academicanya bepikir kita ini harus menjadi universitas yang bereputasi dan unggul. Nah ini kan harus dibangun mindsetnya

Terakhir, problemnya adalah kita harus meningkatkan dan mengembangkan konektivitas internasional. Jadi seluruh warga UNJ harus membangun global mindset. Kita harus masuk ke dalam satu komunitas internasional.  

Pada pemaparan visi bakal calon rektor, bapak memaparkan soal visi UNJ untuk menjadi universitas yang berdampak signifikan dan berkelanjutan untuk kemaslahatan bangsa. Apa yang sebenarnya dimaksud dari universitas berkelanjutan (sustainable university)? 

Sustainable University itu artinya universitas tidak hanya aksi mengurusi akademik saja, tetapi kampus atau perguruan tinggi (PT) itu harus peduli pada persoalan yang terjadi di masyarakat bangsanya. Jadi tidak hanya bagus akademik, penelitian, kerjasama internasionalnya, lulusannya, tetapi dia juga peduli dan melakukan tindakan-tindakan yang berdampak pada aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi. Kita kan menghadapi berbagai persoalan, seperti climate change, kemudian kekurangan air bersih, polusi, dsb.  

Nah itu kampus juga harus peduli ke sana untuk masa depan bumi yang berkelanjutan. Lalu sustainable university dasarnya itu adalah akademiknya bagus, internasionalnya bagus, tetapi kita juga membangun akses ke masyarakat. Membangun partisipasi dengan masyarakat sehingga UNJ punya kemitraan dengan masyarakat ke depan sehingga ilmunya tidak berhenti di dalam kampus, tetapi berdampak pada masyarakat luas. Itu didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan kepemimpinan yang efektif (strong and effectiveness leadership).  

Kedua makna dari sustainable university, kalo sekarang semua universitas bicara soal World Class University (WCU) itu bukan tujuan akhir, tapi dia proses, harus berkelanjutan terus-menerus. Ya jadi sustainable itu berkelanjutan, jadi UNJ semua programnya harus berkelanjutan. Kemudian dia memiliki peran besar terhadap aspek sosial, lingkungan, dan masyarakat UNJ ke depan. Itu visi yang mau saya bangun ke depan. 

Dalam rumusan kerangka strategis pengembangan UNJ, bapak mengajukan konsep Transformasi, Reputasi, Unggul, Sinergi, Terintegrasi (TRUST). Lantas, bagaimana hal barusan diturunkan dalam bentuk program atau diimplementasikan dalam kehidupan akademik di UNJ? 

TRUST itu kan satu konsep atau program besar yang saya tawarkan dalam proses pencalonan rektor ini. TRUST itu mengandung arti transformasi, reputasi, unggul, sinergi, dan terintegrasi. 

Iklan

Pertama adalah transformasi. Saya memandang UNJ harus melakukan perubahan secara menyeluruh. Ada lima aspek transformasi yang akan kita kembangkan dan lakukan perubahan. Pertama, transformasi organisasi dan keuangan, kedua transformasi tri dharma, jadi kita harus merubah sistem pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat kita. Ketiga, transformasi SDM, bagaimana dosen-dosen UNJ nanti bisa mengajar lebih baik, punya mitra dan kolaborasi internasional, mahasiswanya juga punya mitra internasional. Itu yang ditransformasi di tri darma, termasuk juga penelitian kita, dsb.  Keempat adalah transformasi pendapatan, kita akan melakukan proses transformasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pendapatan keuangan UNJ supaya tidak bertumpu pada uang kuliah mahasiswa. Kelima adalah transformasi konektivitas internasional, kita akan melakukan berbagai perubahan untuk membangun UNJ international network ke depan.  

Itu jadi pondasi utama UNJ, kalau transformasi kelima aspek ini berhasil, maka UNJ sudah mulai memasuki UNJ yang bereputasi dan unggul. Terkait reputasi, kita akan membangun branding identity UNJ. Semisal kalo ada orang luar ingin bicara tentang bagaimana mengelola laboratorium sekolah yang bagus, ya datang ke UNJ. Ini labschool kita dikelola secara profesional. Kalau ingin belajar tentang sport science atau pendidikan olahraga datanglah ke UNJ. Kalau ada yang ingin belajar tentang bagaimana sistem pendidikan seni budaya UNJ, datanglah ke sini. Bagaimana orang ingin belajar tentang pendidikan kuliner, tata boga, tata busana (fashion), juga ke sini. UNJ harus membangun branding itu. Kemudian di reputasi yang kedua saya akan mengembangkan pusat-pusat keunggulan UNJ, seperti di bidang olahraga, teaching education (pendidikan guru), seni budaya, dan saintek. Jadi kita juga kuat di teknologi kesehatan, bioteknologi, dan kuat juga dalam teknologi pendidikan.  

Ihwal keunggulan, kita berupaya untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter dan memiliki daya saing global. Kalau pendidikan, sarana, sistemnya, dan konektivitas internasionalnya bagus, nantinya kita berharap juga lulusan kita memiliki daya saing global, tidak hanya di level dalam negeri.  

Transformasi reputasi unggul ini didukung oleh sistem yang tersinergi dan terintegrasi. Sinergi dalam pengembangan seluruh program kerja di UNJ mulai dari rektor sampai ke bawah ketua program studi harus bersinergi. Kemudian sinergi dalam pembinaan SDM bukan hanya di fakultas dan prodi, tetapi secara makro universitasnya harus bersinergi. Terus sinergi  juga dalam pengembangan kegiatan lainnya. Kemudian terintegrasi akan kita support melalui sistem informasi dan teknologi (IT). Ke depan IT UNJ harus kuat, dan terintegrasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana yang ada. UNJ ini kan kampusnya menyebar di beberapa tempat, kalau kita tidak integrasikan akan sulit dikelola. Saya berencana ada unit khusus yang mengatur ini semua yang terintegrasikan, supaya kerja seluruh civitas academica UNJ bisa optimal dan sarananya bisa dimanfaatkan juga secara optimal. 

Itu yang dimaksud dengan TRUST tadi, Inshaallah hal itu bisa diimplementasikan. 

Salah satu bentuk transformasi yang diambil untuk menjadikan UNJ kampus bereputasi di dunia (WCU) adalah merubah status BLU menjadi PTN-BH. Dilihat dari banyaknya kritik terkait perubahan tadi, bagaimana bapak memandang hal tersebut? 

PTN-BH itu menjadi keharusan karena nanti Pemerintah juga akan membuat kebijakan, bahwa seluruh PTN di Indonesia akan menjadi PTN-BH. Hanya bertahap, mana perguruan tinggi yang lebih siap. Sebelum UNJ sudah ada sekitar 23 PTN-BH. Kemudian LPTK yang dulu IKIP atau satu level dengan UNJ, semisal UPI sudah duluan, kemudian UNY, UNP, dan terus yang terbaru Unesa, dan Unnes. Kalau tidak salah sudah ada enam yang dulunya IKIP. Jadi UNJ juga harus siap, PTN-BH menjadi suatu keharusan.  

Justru PTN-BH itu akan memberikan peluang bagi kita untuk bergerak lebih cepat, karena di situ ada kemandirian. Jadi pada saat UNJ PTN-BH, maka kita harus mandiri dalam sistem tata kelola organisasi, SDM, dan keuangannya. Tinggal bagaimana kita menyapa itu semua. Bagaimana SDM kita supaya siap, keuangan kita supaya siap. Nah, tadi program TRUST kalo saya diberi amanah sebetulnya sudah berupaya menyiapkan kerangka UNJ menjadi PTN-BH. 

Jadi, PTN-BH mau tidak mau memang harus kita lalui proses tahapan itu. Dan banyak PTN-BH sukses, Brawijaya yang baru menjadi PTN-BH juga sekarang sudah tambah maju. Lalu UI, ITB, yang maksudnya jauh lebih dulu, mereka kan bergerak maju terus. Jadi sepanjang melakukan persiapan matang, serta melakukan berbagai program yang baik, PTN-BH ya bisa kita jalani. 

Menurut bapak, apa urgensi UNJ untuk mempercepat langkahnya menjadi kampus bereputasi di dunia (WCU)? 

WCU itu kan sebetulnya PT seluruh dunia kemudian diberikan peringkat oleh organisasi internasional pada posisi berapa di dalam kompetisi PT seluruh dunia. Nah WCU itu kan ada beberapa organisasi pemeringkatan, seperti QS, Time Higher Education, dll. Semuanya tentu indikatornya itu adalah universitas yang bereputasi dan unggul dibandingkan posisinya dengan PT lain. Akademiknya harus bagus, risetnya harus bagus, kerjasama internasionalnya harus kuat. Kemudian serapan lulusannya di dunia kerja itu bagus, tapi tidak hanya diserap, tetapi memiliki posisi dan karir yang bagus. Indikator-indikator  lainnya adalah karya akademik dosen, publikasi, riset, dan kolaborasinya bagus.  

Jadi, UNJ kalau memang ingin menjadi PT diakui oleh dunia dan masyarakat global harus masuk ke dalam WCU. Walaupun UNJ sekarang belum masuk dalam pemeringkatan, tetapi kita harus berusaha ke sana. Berbagai terobosan program harus dilakukan, jadi UNJ memang kedepan harus melakukan satu lompatan besar. Bagaimana memperbaiki seluruh sistem yang ada sehingga kita bisa melakukan lompatan, serta bisa mendekati dan sejajar dengan universitas-universitas terbaik di dunia yang lain. 

Kalau Singapura kedua kampusnya itu sudah WCU, yaitu National University of Singapore dan Nanyang Technological University. Itu dua-duanya sudah masuk pemeringkatan dunia ke-11 dan 12 di QS-nya, Kita kan jauh banget. Malaysia juga beberapa PT masuk dalam WCU. Di Indonesia ya UI, ITB, UGM. Nah, kita kan harus mengejar kesana, jadi semangat dan punya target. 

Sejauh ini pemasukan utama UNJ berasal dari dana layanan pendidikan, ini berhubungan dengan fokus bapak untuk melakukan transformasi Badan Pengelola Usaha (BPU). Langkah dan strategi apa yang bapak akan lakukan agar UNJ mampu mengelola asetnya secara maksimal? 

Ke depan UNJ kan harus melakukan diversifikasi pendapatan, dan tidak bertumpu pada uang kuliah mahasiswa. Transformasi income generating tadi salah satunya melakukan transformasi Badan Pengelola Usaha (BPU) UNJ. Saya di BPU itu akan ada beberapa unit, yaitu bidang  akademik, bidang non-akademik, bidang kepakaran, bidang olahraga, kesehatan, dan gizi, serta bidang seni budaya dan fashion.  

Itu kan dimiliki semua oleh UNJ. Di bidang akademik, semisal Labschool akan dilakukan proses transformasi strategi pengembangan labschool ke depan. Kita akan mengubah mengubah standarisasi sistem manajemennya, sistem bahan ajarnya, sistem pembelajarannya, sistem digital learning-nya sehingga labschool betul-betul memiliki sistem.  

Jadi orang tidak hanya melihat merek labschool nya, tetapi kita memang memiliki sistem yang kuat di sana sehingga itu bisa diperluas. Kita akan kembangkan menjadi Labschool Online, sistem online itu kan tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa seluruh Indonesia belajar tentang labschool, kan ada aturan dan ada sistemnya, seperti pembayaran, dsb. 

Kemudian kita akan membangun kemitraan konsorsium mitra labschool. Jadi yang dimiliki UNJ sebetulnya hanya dua, yaitu Labschool Rawamangun dan Labschool Cibubur yang lainnya kerja sama. Kita akan perluas kerja sama, tetapi tetap dipertahankan standar mutunya. Maka, kita akan mengembangkan namanya Labschool UNJ Training Center, jadi orang kalau mau belajar datang ke sini bayar. Dilatih gurunya, dilatih kepala sekolahnya, dilatih sistem pembelajarannya itu menjadi mitra labschool ke depan. 

Bahkan ke depan kita bisa membuka labschool internasional. Warga negara asing yang banyak di Indonesia itu, anak-anaknya kebanyakan kalau sekarang Gandhi International School. Labschool juga kedepannya harus bisa memberikan layanan bagi anak-anak internasional, dan itu kan biayanya mahal sehingga bisa menjadi sumber pemasukan. 

Kedua, ini hanya contoh saja, saya akan mengembangkan itu online course. Jadi kita akan memberikan ratusan layanan kursus online, kalau orang semisal ingin belajar tentang olahraga renang akan ada kursus secara online. Lalu Ingin belajar nge-gym kita berikan kursusnya. Orang ingin belajar tentang tata boga kita berikan kursusnya. Itu kan nanti dosen-dosen tinggal mengemas dari bahan-bahan mata kuliah menjadi bahan kursus, dan kita perkuat IT-nya menjadi online. Itu kan sangat tidak terbatas antara ruang dan waktu. Kalau kuliah di sini kan dibatasi ruang waktu, kalau secara online kan tidak. Dan itu sudah dikembangan oleh universitas besar di dunia, seperti Harvard, Arizona State, dan itu kalau dibaca pendapatannya malah sangat besar. UNJ kedepan akan mengembangkan itu. 

Jadi, kekuatan akademik UNJ didukung oleh sistem digital itu akan sangat besar. Nanti akan ada juga University Training Center (UTC) untuk guru-guru se-Jabodetabek kalau ingin memperkuat keilmuannya. Semisal saya guru kimia, ingin agar mengajar kimianya bagus, ya datang ke UNJ, atau mau dengan sistem online course sehingga akan banyak sekali program yang bisa diikuti masyarakat luas. Nah, itu peran UNJ juga sebagai sustainable university dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat.  

Sumber pendapat UNJ saya kira kedepan akan sangat baik dan kuat. Jadi tidak hanya mengandalkan uang kuliah mahasiswa, karena uang kuliah mahasiswa itu terbatas. Apalagi mahasiswa UNJ belum terlalu banyak, Brawijaya sudah 70.000an sedang kita 28.000an atau 30.000an. Saya kira BPU akan menjadi badan yang sangat strategis dan besar bagi UNJ, tetapi bukan berarti UNJ menjadi kampus bisnis. Ya itu tadi core-nya tetap di akademik, hanya kita bisa jadikan itu sumber pendapatan. 

Apa harapan bapak seandainya terpilih menjadi Rektor UNJ untuk masa jabatan 2023 – 2027? 

Harapan pertama, marwah akademik UNJ kembali diperkuat. Dulu waktu masih IKIP Jakarta kita itu pembina dan sangat disegani. Jadi kita harus memiliki kembali kekuatan akademik UNJ. Karena yang namanya universitas akademiknya harus kuat. 

Kemudian kedua, UNJ harus terbangun budaya organisasi unggul artinya dia berorientasi pada kepuasan pelanggan (satisfaction customer). Pelanggan UNJ kan mahasiswa, masyarakat, dunia usaha, dan mitra-mitra lainnya itu harus dibangun. 

Ketiga, harapannya UNJ harus menjadi international university tidak local university. Terakhir tentu dengan posisi itulah UNJ akan menjadi universitas bereputasi unggul, dan pada akhirnya menjadi WCU, kemudian menjadi sustainable university.    

 
 Reporter/Penulis: Abdul

Editor: Izam