Prodi Ilmu Komunikasi masuk dalam 20 besar prodi Sosial Humaniora yang paling diminati. Namun, banyak calon mahasiswa baru UNJ memilih prodi Ilmu Komunikasi karena letak geografis UNJ yang berada di Ibu kota.
Selama dua hari, yaitu tanggal 19-20 april 2018 lobi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNJ dipenuhi dengan calon mahasiswa baru (camaba) yang ingin melakukan verifikasi data. Verifikasi dilakukan di Ruang Serba Guna FIS dari pukul 08.00-16.00 WIB.
Garmini selaku Kepala Bagian Akademik FIS menyebutkan, sebanyak 192 camaba diterima di 8 prodi yang ada di FIS lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dari 192 camaba tersebut, 53 camba diantara adalah penerima bidikmisi.
Garmini menjelaskan prodi-prodi yang ada di FIS cukup banyak diminati oleh camaba. Salah satunya adalah prodi Ilmu Komunikasi (Ilkom). Kendati resmi di buka pada 2017 lalu (baca : di sini), prodi tersebut masuk ke dalam 20 besar prodi yang paling ketat dalam prodi-prodi Sosial Humaniora. Persentasi keketatan prodi Ilkom sendiri adalah 0,578% dari 110.946 peserta SNMPTN.
Kinkin Yuliaty selaku Ketua Prodi Ilkom mengakui banyaknya peminat prodi tersebut. Namun, untuk tahun ini (2018), prodi Ilkom hanya menampung kuota 40 mahasiswa. Seleksi tersebut akan diambil dari 3 gelombang , yaitu 30% dari SNMPTN, 40% dari SBMPTN dan 30% dari Seleksi Mandiri UNJ. Berdasarkan hal tersebut, prodi Ilkom hanya menerima 12 mahasiswa lewat SNMPTN.
Kinkin menjelaskan tidak akan menerima camaba terlalu banyak karena tahun ini merupakan angkatan pertama. Selain itu, dosen yang akan mengajar mahasiswa prodi Ilkom masih 6 orang. “Mungkin nanti penerimaan akan ditambah, dosennya juga akan ditambah,” ujarnya.
Dengan jumlah 40 mahasiswa untuk tahun pertama, Kinkin mengaku masih belum tahu akan dibuat menjadi berapa kelas. “Ada kemungkinan dua, tapi bisa saja satu tergantung nanti. Lihat saja,” ungkapnya. Ia juga mengaku belum tahu kelas yang akan digunakan mahasiswa Ilkom nanti di mana. Mengingat, ruang kelas di FIS sudah cukup banyak menampung mahasiswa.
Meskipun begitu, ia yakin semuanya akan berjalan lancar dan kedepannya prodi tersebut akan terus diminati. Kinkin menyebut Ilkom UNJ mempunyai daya tawar sendiri. “Ilkom UNJ punya ciri khas yang akan menjual,” ujarnya. Berdasarkan penjelasannya, Ilkom UNJ akan lebih di arahkan pada pemberdayaan dan bisnis sesuai dengan visi dan misi UNJ sendiri.
Berbeda dengan ekspektasi Kinkin, para camaba yang memilih Ilkom tidak begitu mempertimbangkan Ilkom UNJ akan dibawa seperti apa. Novita, camaba Ilkom angkatan 2018 ini mengaku memilih UNJ karena ia ingin berkuliah di universitas negeri yang ada di Jakarta dan ia ingin mengambil prodi Ilkom.
Mengenai prodi tersebut, Ia tidak mengetahui bahwa prodi Ilkom baru mebuka penerimaan mahasiswa baru tahun ini. “Saya baru tau kalau Ilkom itu baru di UNJ,” ucapnya.
Senada dengan Novita, Nabilah Sahma yang juga camaba Ilkom juga tidak mengetahui bahwa prodi Ilkom merupakan prodi baru di UNJ. Ia memilih prodi tersebut karena ia tidak diterima di salah satu unversitas negeri yang ada di Jakarta dengan jurusan yang sama. “Pilihan pertama gak diterima. Jadi deh masuk UNJ,”ucapnya.
Penulis : Yulia Adiningsih
Editor : Hendrik Yaputra