Selasa (29/3) Jakarta – Di hari keduanya, Latihan Dasar Pers Mahasiswa yang diadakan LPM DIDAKTIKA diisi dengan materi manajemen redaksi yang dibawakan oleh Edy Budiarso (Produser Eksekutif SINDO TV). Menurut Edy, banyak unsur dalam suatu manajemen, seperti: manusia, keuangan, metode, mesin, pasar, dan material. Dan manusia menjadi unsur yang terpenting dari manajemen sendiri. Hal ini pun berlaku dalam manajemen redaksi. Dalam suatu media, baik itu profesional (industri media) ataupun amatir (pers mahasiswa), dibutuhkan manusia-manusia yang memiliki bakat (mampu menggunakan semua inderanya dalam mencarai informasi) dan terlatih (memiliki militansi yang kuat) dalam bekerja.

Tapi, juga terdapat beberapa perbedaan dalam susunan redaksi pers profesional dan pers mahasiswa. Dalam struktur manajemen pers profesional untuk cetak/online meliputi pemimpin redaksi, dewan redaksi, redaktur content, redaktur liputan, redaktur grafis, dan reporter. Sedangkan dalam pers mahasiswa hal ini tidak bisa diterapkan, karena terkendala dalam beberapa aspek seperti sumber daya manusianya (jumlahnya sedikit) atau orientasi dari pers mahasiswa itu sendiri. Maka dalam membentuk struktur manajemen redaksi dikenal asas prioritas. “Minimal ada Pimred sama reporter buat yang ngeliput lah,” ungkap Edy.

Edy menambahkan, esensinya pers mahasiswa ialah sebagai tempat belajar. Hal ini tentunya tidak bisa didapatkan di pers profesional, karena orientasinya adalah mutu yang bagus dan keuntungan yang akan didapat setelahnya. “Di persma, eksplorlah kemampuan kawan-kawan, karena esensinya persma adalah tempat belajar” ujarnya.

Kemudian, Edy menceritakan bagaimana pengalamannya sebagai pers mahasiswa hingga kemudian bekerja di media televisi saat ini. “Enaknya bergelut di jurnalistik itu banyak yang kenal, waktu saya di DIDAKTIKA semua orang saya kenal, mulai dari clining service sampai rektornya,” kenang Edy. Menurutnya, preferensi narasumber penting untuk memudahkan wartawan dalam mencari data. Bahkan, Edy mengatakan kalau dirinya masih mengingat siapa saja narasumber yang pernah diwawancarainya.

Berbeda dengan media cetak/online, struktur manajemen keredaksian televisi memiliki beberapa perbedaan. Di televisi sendiri terdapat manajer produser show. “Mereka ini lah yang nantinya jadi ujung tombak dalam kerja media televisi, kalau bagus produsernya(show-red) dipuji, kalau jelek produsernya dicaci maki,” canda Produser Eksekutif SINDO TV ini.

Sesi ini ditutup dengan tanya jawab antara Edy dengan peserta. Salah satu peserta Ayu (LKM UNJ) menanyakan pengalaman Edy selama menjadi reporter. “Zaman saya dulu, kalau mau nulis harus kerja keras salah satunya studi literasi, sekarang manusia dimudahkan oleh teknologi yang dalam waktu singkat dapat mengumpulkan banyak informasi,” jawab Edy./Muhammad Fahri

Iklan