Dari derung suara mesin, yang telingaku selalu rindukan tiap pekan
Aroma unik khas kimia yang baunya selalu melekat di hidung
Mulai agak memenuhi ruangan, menyatu dengan pikiranku
Seketika hati merasa lega, dan pikiranku mulai terbesit macam macam hal yang bisa mengubah rasa
Aku tahu kamu sudah pulang
—
Melewati malam dengan menyelami semua abstraksi
Sesekali kita berdebat,
Sesekali kita menasehati,
Sesekali kita menggabungkan akal
Agar sekali lagi menjadikan salah satu pikiran yang memungkinkan untuk terwujud
—
Membayangkan yang dirasa burung ketika menerpa angin
Bagaimana yang dirasa ikan ketika berada dibawah rataan air
Hingga kebanggaan seekor kuda ketika mereka berlarian bebas di bentang sabana
—
Tersadarlah aku tentang semua ini yang akan berlalu:
Kita akan berpisah dengan cara yang sangat terpaksa!
Baik engkau maupun aku,
Sama-sama sudah tahu–kita,
Bahwa nanti yang tersisa hanyalah kesedihan yang teramat
—
Kini kau pergi lagi, kali ini untuk waktu yang cukup lama
Rindu dapat kurasakan,
Ketika teringat semua emosi yang melebur jadi satu
Hingga dirasa lelah hatiku untuk menunggumu pulang
Sampai-sampai lelah berubah menjadi rasa baru yang mengalihkan kesedihan
Untuk menjadikan nyata ide-ide kita yang terhimpun
—
Sampai bertemu lagi panutan
Penulis: Rizal Fikri