Logo Dies Natalis UNJ ke-52 (Humas UNJ)
Hari ini, matahari pagi begitu redup. Suasana kampus ramai seperti hari biasanya, UNJ yang merayakan Dies Natalis ke-52. Terdapat sebuah spanduk terpampang bertuliskan jadwal kegiatan Dies Natalis UNJ (Universitas Negeri Jakarta) selama satu bulan. Jadwal senin (16/5), orasi ilmiah oleh Harry Azhar Azaz yang kini menjabat sebagai ketua BPK (Ketua Badan Pemeriksa Keuangan) RI. Orasi ilmiah diadakan di aula Latif Hendraningrat, gedung Raden Dewi Sartika lantai 2 UNJ.
Aziz berpesan pada pidatonya bahwa pendidikan tinggi dituntut untuk selalu meningkatkan mutu dan senantiasa melakukan reformasi tata kelola dari waktu ke waktu. Fokus kegiatan dalam penerapan pengelolaan serta pengabdian pada masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat seperti itu dapat menumbuhkan industri sehingga dapat menyejahterakan masyarakat. Dalam konteks perwujudan good university governance (pengelolaan universitas yang baik). Perguruan tinggi memiliki tiga peranan penting yaitu perguruan tinggi selaku pencetak sumber daya manusia yang antikorupsi, perguruan tinggi sebagai pengelolaan keuangan negara, dan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu untuk mencegah dan memberantas korupsi.
Ia memandang perlu adanya mata kuliah yang berisikan materi dasar pendidikan antikorupsi bagi para mahasiswa. Salah satu tindakan yang sering terjadi di lembaga pendidikan yaitu menyontek. Ia menekankan bahwa harus adanya sanksi tegas terhadap pelaku penyontekan baik itu berupa teguran maupun pengeluaran. Selain itu, ia membicarakan terkait transparansi pengelolaan dana pada PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Ia berpendapat perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang didukung oleh banyak pakar dapat membantu BPK menyempurnakan metodelogi pemeriksaan.
Pada acara tersebut diawali dengan pidato rektor UNJ, Djaali. Dalam pidatonya ia menyinggung fokus utama dalam membangun keunggulan kompetitif. Fokus yang dikembangkan dalam bidang akademik, keuangan, tata kelola universitas, kemahasiswaan, dan kerjasama akan menjadikan UNJ sebagai universitas yang mampu berkompetisi di tataran global. Seluruh upaya dan program kerja UNJ, baik tingkat universitas, fakultas, program studi dan seluruh unit akan mengarah dan bersinergi untuk mencapai “Keunggulan Kompetitif” yang sesuai dengan ciri khas UNJ. Alasan-alasan tersebutlah yang mendasari tema Dies Natalis tahun ini yaitu Penguatan Atmosfer Akademik Menuju Universitas Pendidikan Guru Kelas Dunia.
Djaali berpendapat bahwa UNJ tidak boleh bekerja dengan cara-cara dan standar yang lama apabila masih menggunakan cara tersebut maka UNJ tidak akan berkembang di kancah Internasional. Atmosfer akademik yang dibicarakan seperti seminar, diskusi, dan jurnal.
Di balik keramaian Dies Natalis ternyata tidak semua mahasiswa menikmati kemeriahannya dan memaknai Dies Natalis tersebut. Salah satu mahasiswa yang meragukan tema Dies Natalis adalah Liman Pangihutan mahasiswa sejarah 2013. Ia berpendapat tema tersebut hanya omong kosong karena bagaimana bisa terciptanya atmosfer akademik kalau mahasiswa saja dipaksa mengerjakan tugas-tugas kuliah belum lagi UKT yang mahal sehingga mahasiswa hanya fokus pada kuliah. Bukan hanya itu, ilman mempertanyakan kultur akademik yang seperti apa yang akan diterapkan di UNJ dan bagaimana cara menerapkannya ?.
An nissa Nur Istiqomah