Sekitar pukul 14.00, barisan massa aksi mendatangi Kementrian Riset dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) di Daerah Senayan. Sambil bernyanyi, mereka membawa poster tuntutan serta pengeras suara. Begitu mereka sampai ke gerbang bercat hitam, seketika gerbang akses masuk dan keluar di tutup rapat oleh pegawai Kementrian.
Salah satu di antara massa aksi tersebut adalah Yehezkiel Pangellah, Mahasiswa Esa Unggul, yang merupakan Koordinator lapangan (Koorlap) Aksi Komite Aksi Nasional Pemuda Mahasiswa Indonesia (KANPMI). Sosok yang akrab disapa Kiel itu memulai aksi dengan orasi. Tangan kanannya memegang pengeras suara berwarna merah sedangkan tangan kirinya memegang daftar orator setelahnya.
Aksi pada 2 Mei ini ditujukan sebagai peringatan hari pendidikan nasional. Selain sekedar peringatan, aksi ini membawa masalah menyangkut pelaksanaan perguruan tinggi. Masalah tersebut diantaranya, Peraturan Menteri Riset dan Perguruan Tinggi (Permenristekdikti) No. 55 tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, ruang demokrasi kampus, dan Komersialisasi/Liberalisasi pendidikan.
Kiel selaku koorlap menjelaskan bahwa Permen No. 55 berpotensi mendiskriminasi aspirasi politik serta demokrasi dalam kampus. Permen No. 55 mengijinkan masuknya organisasi luar kampus, tapi tidak semua, tambahnya. Menurutnya, pendekatan terhadap pancasila yang dimaksud pun cuma interpretasi sempit birokrasi insitutisi pendidikan atau kampus. Sedang menurut pers rilis aksi, kemunculan Peraturan ini serupa dengan pelaksanaan NKK/BKK pada jaman orde baru serta menghambat perkembangan pengetahuan.
Sehubungan dengan ruang demokrasi kampus, bagi Kiel pun juga bermasalah. ‘’Mahasiswa di Universitas Nasional (Unnas) tidak boleh berunjuk rasa, Mahasiswa Universitas Pancasila yang berunjuk rasa pada hardiknas tahun lalu menerima surat peringatan keras dan skorsing sampai sekarang, kasus pembubaran lembaga pers mahasiswa suara USU,’’ ucapnya sambil membakar rokok.
Masih berhubungan dengan itu, isu komersialisasi pendidikan yang sering di serukan dalam unjuk rasa mahasiswa juga diangkat. Sejalan dengan demokrasi kampus, komersialisasi pendidikan di banyak perguruan tinggi turut menghambat pengembangan potensi mahasiswanya nya, ucapnya.
Saat ditanya mengenai langkah penyelesaian, Kiel menyebutnya audiensi. Namun, ia menginginkan, audiensi dengan pihak Kemenristekdikti harus melibatkan massa. Jika masuk ke dalam, maka semuanya harus ikut atau mereka yang duduk bersama kita disini buat nota kesepahaman, ucapnya. Ia menjelaskan seringkali jika perwakilan yang masuk akan sekedar jadi angin lalu tanpa kepastian.
Massa aksi terdiri dari berbagai organisasi yang tergabung dalam KANPMI kemudian BEM Universitas Pancasila turut meramaikan aksi. Selain organisasi mahasiswa, buruh dari Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh (GSPB) dan Federasi Buruh Pelabuhan dan Transportasi Indonesia (FBPTPI) bergabung. Pada sore hari, minggu 05 Mei 2019, massa aksi di kunjungi oleh perwakilan Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) / Komite Tolak Penggusuran Kapuk Poglar.
Posko Perjuangan depan Kemenristekdikti
Pada pukul 17.30 massa aksi BEM Seluruh Indonesia sampai ke dekat Kementristekdikti. Walaupun, Massa aksi BEM tidak bergabung bersama KANPMI dan BPM UP, beberapa perwakilan dari BEM SI sempat masuk ke dalam.
Sementara massa aksi KANPMI dan BPM UP bertahan di depan gerbang hitam kemenritekdikti sampai hari mulai gelap ditandai dengan kumandang adzan dari mobil komando BEM SI.
Pada pukul 19.30 massa aksi memutuskan melaksanakan rencana membangun posko. Kemudian massa aksi pun bersama membangun tenda sederhana yang bertumpu ke dua tiang dan pagar hitam kemenristekdikti. Sampai Jumat 3, Mei 2019 pukul 06.00 massa aksi masih bertahan di tempat yang sama
Massa aksi masih bertahan sampai Minggu, 5 Mei 2019. Meski massa aksi yang meramaikan posko tidak sebanyak sebelumnya, mereka belum berniat untuk membubarkan diri. Bahkan, generator listrik bertenaga bensin menyala memfasilitasi massa aksi dengan listrik.
Menurut Birre, Juru Bicara KANPMI, aksi akan diramaikan dengan panggung seni bertajuk ”Seni Berjuang untuk Pendidikan Gratis”. Ia menambahkan, panggung seni bertujuan memperluas isu ini. Selain pentas seni, massa aksi akan menggelar sahur bersama. Lalu esoknya, akan digelar diskusi mengenai pendidikan sampai beduk magrib. Kemudian massa aksi akan menggelar buka bersama.
Saat ditanya kapan bubar, Kiel diiringi massa aksi lainya spontan bersahut, sampai tuntutan dipenuhi. Jika dipaksa bubar, massa aksi akan kembali esoknya. \
Penulis : Faisal Bahri
Editor : Uly Mega S