Gedung Parkiran Spiral Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang sempat mangkrak pembangunannya, kini sudah selesai dibangun. Meski begitu, parkiran spiral belum boleh digunakan oleh warga kampus sesuai fungsinya. Akses masuk ke dalam parkiran tersebut pun masih dirantai.

Hal ini mengakibatkan mobil masih terparkir di mana saja terlebih sejak pembangunan parkiran spiral dilangsungkan kembali. Sepanjang jalan belakang Gedung Fakultas Teknik (FT) sampai ke Gedung Sertifikasi Guru dan kantin samping Gedung G terparkir ratusan sepeda motor.

Pengguna kendaraan sepeda motor mengeluhkan sulitnya mendapatkan tempat parkir karena sempitnya lahan parkir. Selain itu juga karena banyaknya jumlah kendaraan yang terkonsentrasi pada satu tempat. Sehubungan dengan hal ini, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Rudy Ade Gunawan mengeluhkan keadaan tersebut. ‘’Jam 10 pagi udah sulit dapat parkiran di BNI. Juga jika sudah jam 12 siang, parkiran sulit ditemukan di Pascasarjana (Parkiran samping Labschool –red).‘’

Bagi Rudy, solusi untuk masalah parkiran adalah sesegera mungkin pihak kampus membuka Gedung Parkiran yang sudah selesai dibangun.

Sejalan dengan Rudy, Renggo Tri Utomo, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) berharap agar gedung parkiran tersebut bisa segera dimanfaatkan oleh mahasiswa jika sudah layak pakai

Selain pengguna kendaraan, pejalan kaki juga merasakan efek dari parkiran spiral yang tak kunjung dibuka. Irliany, Mahasiwi Program Studi (Prodi) Sastra Inggris menyatakan banyaknya kendaraan yang terpaksa parkir sembarangan akibat belum dibukanya parkiran baru menggangu pejalan kaki. Apalagi tidak adanya garis parkir yang membatasi tiap motor, membuat pejalan kaki pun semakin sulit mendapatkan aksesnya.

Iklan

Disamping semrawutnya parkiran, keamanan juga menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan. Sering kali kehilangan terjadi di area parkir; dari mulai hilangnya helm sampai sepeda motor terlebih sejak setiap jalan di UNJ dijadikan area parkir. Mengakibatkan petugas keamanan kampus semakin sulit mengontrol kendaraan-kendaraan tersebut.  Belum lagi perangkat keamanan di UNJ masih kurang; seperti jumlah satpam yang masih minim dan fasilitas keamanan seperti CCTV. Membuat kendaraan-kendaraan semakin sulit dikontrol. (Baca : https://lpmdidaktika.com/2018/02/unj-minim-pengamanan/ )

Aulia Rahma Juwita, mahasiswi Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) mengeluh telah tiga kali kehilangan helm. “Pertama di belakang IKK, trus di dibelakang FIS,” ujarnya.

Sependapat dengan Aulia, Andhika Setia, mahasiswa Program Studi Sastra Inggris juga pernah menjadi korban pencurian helm.

Berhubungan dengan pembangunan gedung parkiran yang baru selesai, Andhika berharap fasilitas yang ada nanti akan meminimalisir kesemrawutan parkiran di UNJ, serta meminimalisir kejahatan yang terjadi di area parkir. Ia juga berharap kalau memarkir kendaraan di UNJ akan tetap gratis.

Menanggapi keluhan mahasiswa, Ibnu Hadi, selaku Staff Wakil Rektor II Bidang Sarana dan Prasarana menyampaikan Gedung Parkiran baru yang terletak disamping Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) memang telah selesai baik pembangunan fisik maupun administrasinya.

Namun meski telah selesai sejak Februari lalu, menurut keterangan Ibnu gedung yang rencananya akan jadi parkiran mobil dan motor itu belum siap dibuka. Tetapi Ibnu menyetujui bahwa gedung parkir tersebut harus segera dibuka sebagai salah satu solusi atas semrawutnya parkiran di UNJ

Ia juga mengatakan pembangunan sempat berhenti tahun lalu, namun ia enggan menjawab alasan dibalik keputusan tersebut. ‘’Itu urusan internal,’’ ujarnya.

Ibnu sendiri, yang juga merupakan salah seorang dosen di Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengakui bahwa keadaan parkiran memang semrawut, tapi menurutnya keadaan tersebut masih tergolong baik-baik saja.

Ia menyimpulkan keserawutan disebabkan pula oleh warga kampus yang memarkir motor secara tidak teratur. ‘’Yang merasa semrawut bukan cuma Anda (mahasiswa –red), tapi kita juga,” ucapnya.

 

Iklan

Penulis: Faisal Bachri

Editor: Annisa Nurul Hidayah Surya