Aku adalah wujud dari suara yang tersisa sejak sebelum reformasi
Suara yang sempat hilang dibawa mati para pejuang demokrasi
Disiksa sampai mati bagi mereka (baca: pejuang demokrasi) sudah menjadi sesuatu yang pasti
Sang Jendral pencetus negeri tirani pasti sudah lupa apa itu hati nurani
Mari kita ingatkan kembali Sang Jendral tentang masalah korupsi
Tapi ku masih ingin bisa temui esok hari
Mari kita ingatkan kembali para tentara untuk mencari para “dalang”
Tapi ku tak mau menjadi salah satu yang “hilang”
Aneh, kenapa aku bisa takut bersuara di negeri sendiri?
Kalau butuh testimoni silahkan tanya para pendahulu!
Soe Hok Gie yang sudah menyatu dengan Semeru
Tan Malaka yang terdiam menelan peluru
Atau tanya mereka saja mereka..
Widji Thukul yang matanya buta karena moncong senjata
Marsinah yang bersimbah darah
Munir yang diracun sianida
Butuh berapa nyawa lagi untuk membuka telinga mereka?
Para penguasa sudah lupa akan dinamika dunia
Walau jasad mereka tiada
di semesta raya
suara mereka
perjuangan mereka
api reformasi mereka
akan selalu membara!
Selamanya
Wahai para pembela kebenaran
Kalian pasti lelah dengan perjuangan kalian
Istirahatlah dengan tenang
Biarkan suara kalian kami teruskan
Panjang umur perlawanan
Panjang umur perjuangan
Dari kami, suara yang tersisa sampai sekarang
Felixerra