Cuaca tak mendung, tak juga panas. Angin berhembus lumayan kencang siang ini. Ribuan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) masih tetap berdiri di depan gedung rektorat sejak pukul 10 pagi (29/5). Waktu yang begitu lama cukup membuat geram mahasiswa di sana. Sebab, Djaali, selaku Rektorat UNJ, tak kunjung menunjukkan wajahnya di hadapan massa aksi.
Meskipun demikian, massa aksi tak kunjung menyerah untuk mendesak agar Djaali turun ke depan gedung rektorat. Maka, massa aksi dengan satu komando mendekat ke arah pintu masuk rekatorat. Sembari bernyani, mereka maju beberapa langkah. Namun, sayangnya terjadi sedikit kericuhan antara mahasiswa dengan pihak keamanan rektorat. Tak berselang lama, kericuhan tersebut dapat diredakan.
Kemudian sekitar pukul setengah tiga, Wakil Rektor I (WR 1) yaitu Muchlis R. Luddin, datang menemui massa aksi. Muchlis menjawab pertanyaan mengenai keberadaan Djaali. Namun, sayang Djaali tidak berada di tempat. Alasannya, Djaali sedang menemui pihak Kemenristek Dikti (Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi) di gedung Sertifikasi Guru. Massa aksi tidak puas dengan jawaban Muchlis dan massa aksi menutut untuk tetap bertemu dengan Djaali. Massa aksi bahkan mengancam akan menginap di kampus apabila tuntutannya tidak terpenuhi.
Muchlis juga mengaku sudah melakukan negosiasi dengan 14 perwakilan Alinansi Mahasiswa UNJ Bersatu. Negosisasi tidak berjalan mulus sebab belum ada kesepakatan apakah petinggi UNJ setuju dengan tuntutan Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu. ”Masih kami bicarakan,” kata Muchlis. Mahasiswa meminta keterbukaan negosisasi dengan melakukannya bersama massa aksi di depan gedung rektorat. Massa aksi juga meminta apabila sore ini Djaali dapat menemui massa aksi, maka akan dilaksanakan mimbar bebas di Tugu UNJ saat itu juga.
Annisa Fathihah dan Lutfia Harizuandini