Biaya kuliah bukan lagi permasalahan baru di lingkungan kampus. Setiap tahunnya, masalah biaya kuliah adalah masalah yang sering dibacarakan. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi tiap mahasiswa berbeda-beda. Tidak hanya masalah uang pangkal dan sumbangan pengembangan universitas, masalah lain seperti biaya dalam kegiatan terintegrasi dengan mata kuliah juga menjadi masalah. Salah satunya, kegiatan Olympism Camp yang terintegrasi dengan mata kuliah Olimpisme.
Olimpisme adalah salah satu mata kuliah unik di FMIPA UNJ yang jarang diketahui oleh mahasiswa fakultas lain. Mata kuliah ini telah dibuka di FMIPA UNJ sejak tahun 2013. Walau Olimpisme merupakan mata kuliah dari FMIPA, mata kuliah ini bukanlah mata kuliah eksakta. Fokus dari mata kuliah ini adalah mempelajari nilai-nilai olimpiade, yaitu excellence, respect, dan friendship.
Dalam presentasi Design Kuliah Olimpisme yang dipaparkan saat pertemuan pertama mata kuliah ini di kelas rumpun Fisika dan Kimia, Olympism Camp termasuk ke dalam komponen penilaian kuliah Olimpisme dengan bobot prosentase 25%. Artinya, setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini wajib untuk mengikuti kegiatan ini. Bisa dikatakan, Olympism Camp adalah pengganti nilai ujian akhir semester (UAS). Bahkan, ada mahasiswa di rumpun Fisika yang mengulang mata kuliah Olimpisme hanya karena tidak mengikuti Olympism Camp.
Olympism Camp rumpun Fisika telah dilaksanakan di Gunung Bunder, Taman Nasional Halimun-Salak dalam 3 hari (22 November 2019 – 24 November 2019). Walau tidak diwajibkan, para mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini membayar Rp180.000,- untuk biaya transportasi tronton, tiket masuk curug, sewa ground, serta biaya-biaya lain yang tak dapat disebutkan satu per satu. Sebagian mahasiswa keberatan untuk membayar biaya tersebut, namun mereka tetap mengikuti kegiatan Olympism Camp karena mendapat bantuan dari para fasilitator/panitia.
Sedangkan di rumpun Kimia, kegiatan Olympism Camp baru akan dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Biaya kegiatan ini masih belum pasti, namun estimasi biaya yang dibayar peserta Olympism Camp untuk mengikuti kegiatan ini sekitar Rp300.000,-. Belum ada informasi mengenai rincian kegunaan biaya yang dibayar peserta dan lokasi penginapan untuk kegiatan ini. Mahasiswa rumpun Kimia yang sedang mengambil mata kuliah inipun diminta untuk menabung dan mempersiapkan diri untuk kegiatan Olympism Camp.
Padahal, mahasiswa sudah membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang hendaknya include semua biaya kegiatan yang terintegrasi dengan mata kuliah. Dalam Permenristekdikti No. 39 Tahun 2017 dijelaskan bahwa Biaya Kuliah Tunggal (BKT) adalah keseluruhan biaya operasional yang terkait langsung dengan proses pembelajaran mahasiswa per semester pada program studi di PTN. UKT sendiri merupakan biaya yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya, atau dengan kata lain UKT adalah BKT yang telah disubsidi Pemerintah. Berdasarkan informasi dari website Penmaba UNJ, UKT mencakup seluruh biaya kegiatan akademik selama mahasiswa menempuh studi selama satu semester. Namun, belum jelas aliran dana UKT ini digunakan untuk apa saja. Selain sistem pembayaran dan penggolongan UKT, pihak kampus tidak memberikan informasi rinci tentang UKT ini, entah memang tidak ada perincian laporan penggunaan UKT atau ada informasi yang sengaja disembunyikan kampus. Rincian dana yang telah digunakan dari UKT ini tidak pernah dipublikasikan.
Sebagai kegiatan yang terintegrasi dengan mata kuliah, biaya Olympism Camp ini seyogyanya terintegrasi pula dengan uang kuliah tunggal, termasuk biaya transportasi tronton dan tiket masuk curug. Walau tidak ada keluhan dari mahasiswa tentang ketentuan biaya Olympism Camp ini, para mahasiswa tidak mendapat informasi pasti tentang alasan biaya Olympism Camp tidak terintegrasi dengan UKT. Meski mata kuliah Olimpisme juga hadir di rumpun lain, kegiatan Olympism Camp ini hanya diwajibkan di rumpun Fisika. Di rumpun Kimia sendiri, penyelenggaraan kegiatan Olympism Camp bergantung pada kesepakatan angkatan. Sedangkan di rumpun Biologi dan Matematika, tidak ada Olympism Camp.
Hal seperti ini tidak hanya terjadi di rumpun Fisika dan Kimia FMIPA. Pada tahun 2018, mahasiswa PGSD dihimbau untuk mengikuti kegiatan Kursus Mahir Dasar (KMD) dengan biaya sebesar Rp750.000,-. Program KMD ini dijadikan pengganti nilai mata kuliah Pendidikan Dasar Kepramukaan. Jika UKT merupakan kebijakan yang ditujukan untuk lebih membantu dan meringankan biaya pendidikan mahasiswa, mengapa masih ada biaya lain dalam kegiatan yang terintegrasi dengan mata kuliah? Untuk apa saja aliran dana UKT ini digunakan?
Penulis/Reporter: Danu Dewa Brata
Editor: Uly Mega S.