Timpangnya kapasitas ruang kelas dengan jumlah mahasiswa, serta kurangnya fasilitas di gedung Fakultas Ilmu Sosial (FIS) membuat mahasiswa merasa tidak nyaman saat  perkuliahan tatap muka berlangsung.

Gedung K, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) merupakan bangunan yang didirikan pada tahun 1976. Lamanya umur bangunan dan belum adanya renovasi menimbulkan berbagai kekurangan. Seperti halnya terjadi ketimpangan antara kapasitas ruang kelas dan jumlah mahasiswa.

Merujuk data milik Badan Tata Usaha FIS, gedung FIS mempunyai 19 ruang kelas. Masing-masing dari kelas tersebut mempunyai kapasitas berbeda-beda, yaitu 1 kelas berkapasitas 30 mahasiswa, 2 kelas berkapasitas 35 mahasiswa, 14 kelas berkapasitas 40 mahasiswa, 1 kelas berkapasitas 50 mahasiswa, dan 1 kelas berkapasitas 60 mahasiswa. Sehingga, ruang kelas FIS hanya dapat menampung sebanyak 770 mahasiswa. Hal tersebut timpang dengan jumlah mahasiswa aktif FIS di semester 118 berjumlah 3.121 mahasiswa.

Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Aqdamil Haikal Lubis mengaku ruang kelas FIS tidak nyaman dipakai untuk kegiatan pembelajaran. Sebab, ruang kelas pada Prodinya hanya dapat menampung 40 mahasiswa, sedangkan total satu kelasnya berjumlah 46 mahasiswa. 

Terlebih lagi, sedikitnya ventilasi ruangan dan kondisi pendingin ruangannya rusak. Hal tersebut membuat teman sekelasnya harus berdesak-desakan dan merasakan pengap saat pembelajaran berlangsung. 

Haikal melanjutkan, ia merasa kecewa dengan fasilitas ruang kelas FIS. Menurutnya, mahasiswa berhak mendapatkan fasilitas yang baik dan nyaman untuk belajar di kelas karena mereka sudah membayar UKT tiap semester.

Iklan

“Saya berharap pihak fakultas lebih memperhatikan fasilitas di ruang kelas FIS. Bagaimana mau belajar maksimal di kelas jika ruang kelasnya saja tidak nyaman,” tutur Haikal.

Mahasiswa prodi Pendidikan Sejarah, Sancaka Budiyanto juga merasakan hal yang sama. Ia merasa fasilitas ruang kelas FIS kurang memadai. Sempitnya ruang kelas 308 di Prodi Sejarah membuat mahasiswa terpaksa duduk berhimpitan. 

Sancaka turut mengungkapkan bahwa pendingin udara di ruang kelasnya tidak berfungsi sehingga suasana belajar menjadi tidak nyaman. Banyak mahasiswa malah sibuk mengipasi diri mereka tanpa memperhatikan penjelasan dari dosen.

“Kapasitas ruang kelas dan mahasiswanya timpang sehingga terasa pengap. Saya merasa pihak fakultas kurang memperhatikan kenyamanan mahasiswa,” ungkap Sancaka.

Menanggapi keluhan mahasiswa tersebut, Badan Tata Usaha FIS, bagian Koordinator Layanan Umum, Kepegawaian, dan Barang Milik Negara (BMN), Yayuk Fajarwati memberi penjelasan. Menurutnya, ketimpangan kapasitas ruang kelas dan mahasiswa dikarenakan FIS bangunan lama, sehingga kapasitas ruang kelas masih ala kadarnya. 

Oleh sebab itu, Yayuk meminta mahasiswa bersabar menunggu rampungnya pembangunan gedung baru karena nantinya akan ada beberapa kelas yang dipindahkan ke sana. Ia juga menyarankan untuk sementara menerapkan metode perkuliahan dua arah, yaitu luring dan daring.

Selanjutnya, Yayuk berkata bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap pendingin udara di setiap ruangan. Menurutnya, Badan Tata Usaha FIS selalu memperbaiki pendingin ruangan yang rusak. Namun, untuk penggantian pendingin ruangan yang baru, ia harus melihat anggaran dana yang tersedia cukup atau tidak.

“Kami tentu akan berusaha memfasilitasi mahasiswa sebaik mungkin. Namun, untuk mengganti fasilitas baru, kami akan tanggapi ketika sudah mendapatkan anggaran dana,” pungkas Yayuk.

 

 

Iklan

Penulis: Adam 

Editor: Dinda