Taman Inspirasi Sastra Indonesia, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, serta Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta menggelar hari kedua “Roadshow 82 Tahun Sutardji Calzoum Bachri”. Acara ke dua ini dilaksakan di Plaza Universitas Negeri Jakarta pada Senin (13/3).
Ketua Pelaksana, Octavianus mengatakan bahwa roadshow ini merupakan serangkaian acara untuk memperingati ulang tahun ke 82 Sutardji Calzoum Bachri selaku Presiden Penyair Indonesia. Puncaknya di tanggal 24 Juni, pemerintah kota Jakarta akan memberikan penghargaan sastra atas pengabdiannya.
Acara ini digelar sebagai bentuk sosialisasi karya-karya Sutardji kepada anak muda untuk lebih mengenal sejarah serta tokoh-tokoh sastra Indonesia. Sutardji adalah pelopor angkatan 70 dalam belantika sastra Indonesia.
Oktavianus merasa bahwa anak muda yang kurang mengenal sastrawan-sastrawan terdahulu. Baginya di dalam kurikulum pendidikan, sangat sedikit mempelajari tentang sejarah sastra, terutama sastra Indonesia di era 70an. Sehingga banyak anak-anak sekolah maupun mahasiswa yang tidak mengenal siapa itu Surardji.
“Padahal Sutardji adalah pelopor dari sastra angkatan 70, tapi tidak banyak anak SMA maupun mahasiswa yang mengenalnya. Maka acara ini diadakan dalam rangksososialisasi,” ucap Octavianus.
Baca Juga: Mengingat Pelanggaran Hak Asasi Manusia Lewat Teater
Sutardji Calzoum Bachri sendiri adalah seorang sastrawan penyair terkemuka yang sangat mempengaruhi perkembangan sastra di Indonesia. Pemikirannya yang paling terkenal termuat dalam Kredo Puisi miliknya yang mencoba melepaskan makna dari kata.
Dalam pembukaannya, Octavianus menjelaskan bahwa acara ini adalah kolaborasi strategis dalam konteks pengembangan sastra di Indonesia secara jangka panjang. Dengan diadakannya acara ke dua ini di UNJ yang dihadiri oleh para mahasiswa, ia berharap bahwa para mahasiswa dapat menjadi aktor penggerak pengajaran sastra di Indonesia.
Selain di Universitas Negeri Jakarta, rangkaian acara pertama telah diadakan di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada Sabtu (25/2). Rangkaian ini akan dilanjutkan di berbagai tempat, yaitu di Kawasan Kota Tua Jakarta barat, Ecopark di Jakarta Selatan, lalu Museum Bahari di Jakarta Utara.
Acara ini dimeriahkan oleh banyak deklamator maupun musikalisasi puisi, semuanya serempak membawakan puisi-puisi karya Sutardji dengan interpretasinya masing-masing. Baik dari pihak Taman Inspirasi Sastra Indonesia, umum, alumni, dan juga mahasiswa UNJ.
Anggota Teater Zat, Aldi turut menampilkan pembacaan puisi Sutardji yang berjudul Tragedi Winka dan Sihka. Menurutnya peran anak muda dalam dunia sastra memang agak meredup, tetapi masih banyak anak muda yang mau terjun dan berkarya dengan sastra.
Aldi berpendapat bahwa Sutardji dan puisi-puisinya bersifat ikonik. Saat membaca karyanya, ia merasa aneh, terutama bagian dari tipografinya. Tapi menurutnya keanehan itulah yang menjadi kekuatan dan keindahan tersendiri dari seorang Sutardji Calzoum Bachri.
Penulis: Muhammad Waliduddin
Editor: Ragil Firdaus