Pada 7 April lalu, rektor mengadakan pertemuan dengan pimpinan organisasi mahasiwa (ormawa) dan organisasi pemerintahan mahasiswa (opmawa). Pada pertemuan itu, rektor dan Wakil Rektor II Universitas Negeri Jakarta (UNJ) akan menggratiskan parkiran terhitung mulai 2 mei 2016. Penyebabnya, UNJ tidak mendapatkan kepuasan terhadap layanan yang diberikan oleh Niaga Parkir serta keuntungan yang UNJ dapat sangat sedikit dibanding Niaga Parkir.
Namun, Hingga saat ini(02/05) parkiran UNJ belum gratis. Banyak mahasiswa UNJ yang tidak mengetahui bahwa akan ada kebijakan penggratisan parkiran. “Saya tidak tahu bahwa parkiran akan digratiskan. Hari ini pun saya masih membayar parkiran,” ujar Fajar Arif, mahasiswa Program Studi (prodi) Pendidikan Sosiologi 2015.
Sistem pengelolaan parkir Universitas Negeri Jakarta (UNJ) akan memasuki babak baru. Sejak 2014, pengelolalaan parkir UNJ beralih dari kampus menjadi di kelola pihak swasta yakni Niaga Parkir. Musababnya, saat itu, banyak kasus pencurian motor. Oleh sebab itu, rektorat kala itu memutuskan untuk mengurus parkir ke pihak profesional. Dampaknya, biaya parkir pun naik dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.500.
Anehnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNJ tidak mengetahui tentang rencana penggratisan parkiran. Deni Yudi Prasetyo, salah satu anggota BEM UNJ memberikan keterangan bahwa BEM UNJ tidak medapat berita jaringan komunikasi (jarkom) dari WR II mengenai penggratisan parkiran. BEM UNJ hanya mengetahui rencana pemutusan kontrak kerjasama UNJ dengan Niaga Parkir.
Pihak UNJ belum menyosialisasikan kebijakan tersebut kepada kami (Niaga Parkir-red). “Sampai saat ini parkiran masih bayar. Kami tidak mendapat informasi apapun dari WR II bahwa parkiran akan digratiskan,” ungkap Anggi, salah satu karyawan Niaga Parkir yang dimintai keterangan oleh DIDAKTIKA. Ketika dimintai keterangan oleh DIDAKTIKA setelah Salat Magrib, WR II, Komarudin enggan memberikan keterangan.
Yulia Adiningsih.