Jumat (3/2) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Cirebon menggelar diskusi publik dengan tema Jihad Kaum Muda Melawan Korupsi. Acara itu bertempat di Sekretariat Lakpesdam Nahdatul Ulama (NU) Kota Cirebon. Pembicara yang hadir adalah Dr. K.H. Marzuki Wahid dari NU, David dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta Rifki dari Wahana Anak Negeri (WANI) Cirebon.
”Pemberantasan korupsi perlu dukungan dari masyarakat,” ucap David. Menurutnya, korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa sehingga menjadi bahaya laten bagi masyarakat. David menjelaskan, kasus terbanyak yang ditangani KPK terdapat di kasus penyuapan (203 kasus) serta pengadaan barang (156 kasus). Kecenderungan untuk melakukan korupsi terdapat di kalangan pemuda. Solusi untuk menangani kecenderungan tersebut adalah KPK melakukan kampanye pencegahan melalui media sosial.
Marzuki Wahid selaku Sekretaris Lakpesdam PBNU mendukung tindakan KPK untuk memberantas korupsi. “Korupsi bukan hanya menyangkut moralitas hukum serta negara, tetapi juga menyangkut moralitas agama,” ujar Marzuki. Marzuki juga berpendapat bahwa uang yang diurus negara merupakan uang titipan Tuhan, negara hanya sebagai amil yang diamanahkan untuk mengelola uang tersebut. Jika terdapat tindak korupsi yang menyangkut uang negara, maka bisa dikatakan korupsi merupakan pengkhianatan terhadap amanah yang diberikan Tuhan.
Pada kesempatan tersebut, Rifki menyatakan kekecewaannya atas tindakan KPK yang lembek dalam menangani kasus korupsi. Ia menganggap pasal tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) kurang efektif dalam menjerat koruptor. “Negara sampai saat ini belum melaksanakan upaya secara serius untuk menangani kasus korupsi, untuk itu ciptakanlah revolusi terhadap pola pikir KPK dalam ketegasannya terhadap korupsi,” kata pria yang akrab disapa Kang Aip ini.
Ia juga berpendapat tindakan korupsi tidak hanya melibatkan elit politik saja, tetapi juga melibatkan semua elemen masyarakat. “Kasus pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng merupakan tindak korupsi terhadap masyarakat sekitar daerah tersebut, tentunya perampasan terhadap hak masyarakat untuk menggunakan tanahnya.”
Kang Ayip berharap pemuda-pemuda di kalangan Nahdlatul Ulama harus mempunyai mentalitas yang bagus dalam mencegah korupsi.
(M. Rizky Suryana)