Dalam terik,
Aku bergidik.
Apa yang dimaksud kebebasan dalam negara demokrasi?
Terkadang aku berteriak dengan penaku,
Namun beberapa pihak membungkam pikiranku.
Merobek-robek artikel pendidikanku.
Yang mempertanyakan:
Seputar biaya almamater,
biaya BOS,
Juga biaya organisasi
Pun tentang orang orang yang hilang
Karena menulis
Ya! Karena tulisannya yang mengkritik
Kini aku sedikit paham,
Kenapa sejarah dalam ruang sekolah kerap menghilangkan
Nama-nama mereka!
Tan Malaka, sang Bapak Republik.
Juga tentang Semaoen, Muso dan Darsono, yang selalu ditulis sebagai pemberontak
Bahwa kritis adalah pertanda bahaya
Bahwa kritis adalah radikal
Bahwa kritis adalah nakal
Dan harus
Dibungkam,
Sampai bungkam,
Sampai diam,
Sampai sungkem!
Dengan sejarah, manusia belajar
Bahwa pena bisa mengubah masa depan
Bahwa tulisan bisa mematikan kekuasaan
Bahwa menulis berarti melawan
Bahwa kritis berarti benih perubahan
Bahwa merdeka sudah di depan!
Namun
Tidak semua manusia
Menghendaki perubahan
Sebab, kritis hanya mengganggu kekuasaan.
Menumbangkan yang sedang berpesta
Menggunakan uang rakyat
Ya,
Rakyat
Yang kan didekati,
Saat 5 tahun sekali
Rakyat
Yang menjadi target utama
Perihal janji-janji
Ya. Rakyat itu,
Aku salah satunya.
Jadi,
Apakah kebebasan itu?
Apakah kebebasan memiliki batas?
Apakah masih disebut bebas jika berbatas?
Annisa Nurul H.S.