Mahasiswa keluhkan kesemrawutan parkir kendaraan roda empat imbas terbatasnya lahan parkir. Pihak kampus berdalih akan membuat kebijakan guna mengatasi hal tersebut
Akses pejalan kaki di Kampus A Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersendat akibat padatnya mobilitas kendaraan serta kesemrawutan parkir kendaraan roda empat. Kesemrawutan tata kelola parkir tersebut disebabkan terbatasnya lahan parkir yang tersedia.
Mahasiswi dari program studi (Prodi) Biologi, Salma Jannatun Nisa, saat diwawancarai Tim Didaktika pada Kamis (19/10). Salma merasa resah dan terganggu terkait padatnya mobilitas kendaraan dan semrawutnya parkir mobil.
“Sebagai pejalan kaki, saya merasa jalan yang tersedia sangat terbatas, ketika ada mobil melintas saya harus minggir terlebih dahulu, bahkan pernah hampir terserempet akibat sempitnya trotoar jalan,” ungkap Salma.
Selain mengeluhkan semrawutnya parkir mobil yang banyak memakan bahu jalan, Ia juga mengungkapkan perlu adanya kebijakan konkrit terkait tata kelola parkir dan pembatasan jumlah kendaraan roda empat. Menurut Salma, sejauh ini lalu-lalang kendaraan di lingkungan kampus sudah terlalu padat dan mengganggu.
“Saya rasa, perlu adanya kebijakan tegas untuk membatasi jumlah mobil yang masuk. Sehingga akses pejalan kaki tidak terganggu dan aman,” ujar Salma.
Selain Salma, mahasiswa Prodi Fisika, Faqih Fadhillah, saat diwawancarai Tim Didaktika pada Kamis (19/10), menuturkan kurangnya lahan parkir membuat ia sulit mencari lahan parkir untuk kendaraan roda empat miliknya. Menurut Faqih, banyak warga luar kampus turut memarkirkan mobilnya di dalam lingkungan Kampus A.
“Banyak warga luar turut memarkirkan mobil pribadi miliknya di dalam kampus. Saya jadi kesulitan mencari lahan parkir padahal saya merupakan mahasiswa yang notabenenya warga kampus. Secara tidak langsung seakan menyisihkan hak warga kampus itu sendiri,” jelasnya.
Ihwal ketersediaan lahan parkir, pihak Manajemen Pelabuhan dan Logistik Maritim UNJ telah membahas mengenai hal tersebut. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan, dengan judul Analisis Dampak Lalu Lintas Kawasan Kampus A Universitas Negeri Jakarta dijelaskan bahwa lahan parkir yang tersedia di UNJ sudah tidak dapat menampung kendaraan yang masuk secara maksimal.
Hal tersebut dikaji dengan mengamati sirkulasi lalu lintas yang ada di sekitar lingkungan Kampus A UNJ. Ramainya keluar masuk kendaraan proyek pembangunan ditambah lalu-lalang kendaraan jemputan sekolah di sekitaran UNJ membuat pemakaian lahan parkir melebihi luas lahan yang tersedia.
Baca juga: https://lpmdidaktika.com/pejalan-kaki-keluhkan-parkiran-yang-semrawut/
Merujuk pemberitaan lpmdidaktika.com yang berjudul Pejalan Kaki Keluhkan Parkiran yang Semrawut pada bulan Juni lalu. Ramai mahasiswa mengeluhkan rawannya terserempet mobil ketika berjalan sebab padatnya lalu-lalang kendaraan roda empat.
Selain itu, pada berita yang sama terdapat survei mengenai tata kelola parkir di Kampus A UNJ. Survey yang diisi oleh 193 responden lintas fakultas tersebut menyatakan, 51,1% responden merasa terganggu dengan banyaknya mobil yang terparkir di bahu jalan kampus.
Menanggapi keluhan mahasiswa, Kepala Pengembangan Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi UNJ, Mahaputera Kusumanegara. Menjelaskan bahwa sementara ini selama pembangunan dilakukan, parkir mobil akan tetap berada di sepanjang jalan UNJ dengan pola paralel sebaris dan untuk mengatur pola parkiran, akan dipasang pembatas agar mobil tidak parkir dengan pola serong dan tidak mengganggu pejalan kaki.
Perihal padatnya lalu-lalang kendaraan, Putera menyebut akan ada kebijakan untuk membatasi jumlah mobil, dengan memasang sistem digital agar dapat mengontrol ruang parkir mobil yang masih tersedia. Selain itu, ia juga menjelaskan trotoar hijau seberang gedung Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) yang saat ini bahu jalannya dijadikan tempat parkir akan diperuntukkan bagi pejalan kaki.
Menurutnya, implementasi kebijakan ini akan diberlakukan bersamaan dengan penerapan sistem parkir yang baru. Kebijakan tersebut diharapkan bisa membatasi mobilitas kendaraan roda empat semasa pembangunan, terlebih agar akses pejalan kaki tidak terganggu.
“Per satu November, kebijakan parkir berbayar sudah mulai diberlakukan. Kita juga akan menata ulang parkir mobil dengan harapan bisa memperbaiki kesemrawutan parkiran yang terjadi selama ini.” pungkas Putera.
Reporter: Haikal Adha
Editor: Anna Abelina