Pada laman resmi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), pihak kampus menginformasikan masterplan pembangunan parkiran spiral. Salah satunya akan dibangun kantin pada sisi lantai satu parkiran tersebut. Namun, sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan didirikannya kantin. Padahal, pembangunan gedung parkiran kampus UNJ telah diresmikan pada 15 Mei 2018.
Rencana pembuatan kantin ini sebelumnya telah keluar dari pernyataan Wakil Rektor II Bidang Keuangan (WR2) UNJ, Komarudin pada saat mahasiswa melakukan aksi menolak penggusuran kantin spiral UNJ (7/7/2017). Menurut keterangan dari pihak kampus, penggusuran tersebut harus dilakukan karena kampus harus melanjutkan pembangunan parkiran spiral.
Selain itu, berdasarkan keterangan dari salah satu pedagang kantin spiral, John, para pimpinan kampus mengatakan pada Rapat Pimpinan 2017 lalu bahwa kantin spiral menganggu penampilan kampus. “Kantin parkiran itu membuat kumuh,” ujar John sambil menirukan perkataan Komarudin.
Sementara itu, para pedagang kebingungan mencari tempat untuk berdagang. Hampir 10 bulan setelah penggusuran tersebut, para pedagang masih menunggu kepastian. “Belum ada informasi lagi dari kampus,” ucap John.
Baca: Tak Kunjung Diberi Legalitas, Kantin Spiral Malah Digusur
Akhirnya, John dan pedagang lainnya berinisiatif untuk menanyakan pembuatan kantin di parkiran tersebut. Belum lama ini, ia dan pedagang spiral lainnya masuk ke gedung rektorat untuk menanyakan perihal pembuatan kantin di lantai 1 parkiran spiral. Namun, pihak WR2 meminta mereka untuk tetap menunggu. Jhon merasa khawatir terhadap realisasi pembuatan kantin. “Kalau kayak gini takutnya cuman harapan palsu doang,” terang Jhon yang juga menjadi bagian dari kordinator para pedagang.
Ia bercerita sebelumya pihak kampus menjanjikan jika gedung parkiran spiral telah jadi, pedagang-pedagang yang digusur akan dipanggil kembali. Saat itu, ia dan pedagang lainnya juga dimintai nomor telepon yang bisa dihubungi untuk mengabarkan hal tersebut. Namun, sampai sekarang para pedagang tersebut belum mendapatkan kabar dari pihak kampus. Ia merasa pihak kampus sedang bermain-main.
John berharap pihak kampus segera memenuhi janji mereka yang diutarakan pada saat penggusuran lalu. Menurutnya, berjualan di kantin spiral dapat membantu perekonomian keluarga. Mereka rela jika harus mengeluarkan uang untuk sewa atau pun kebersihan. “Harapan kita biar cepet selesai urusan kantin. Tidak apa-apa kalau nanti disuruh bayar tempat, yang penting penataannya bagus,” tutur Jhon.
Senasib dengan John, Sukari salah satu pedagang yang pernah berjualan di kantin spiral mengaku saat ini ia berdagang secara berpindah-pindah di sekitaran UNJ. Pedagang mie ayam ini mengaku penghasilannya menurun setelah penggusuran itu. “Penghasilan udah ga kayak dulu. Kadang jam empat sore sampe maghrib aja cuman satu orang yang beli,” keluh Sukari.
Selain pedagang, mahasiswa UNJ juga turut menunggu rencana pembangunan kantin tersebut direalisasikan. Menurut mereka, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), keberadaan kantin spiral memudahkan mereka untuk membeli makan. Lucky mahasiswa FIP mengaku kantin parkiran spiral membuatnya mudah mengatur waktu saat ia istirahat. “Ga perlu jauh-jauh cuma buat sekadar beli makanan buat sarapan dan makan siang,” ujar Lucky.
Senada dengan Lucky, Hafiz juga berpendapat bahwa kantin spiral menjadi tempat alternatif bagi mahasiswa, sebab kantin UNJ yang lain sudah padat ditambah dengan gedung yang kecil. “Di kantin Blok M udah ga bisa lama-lama kalau makan,” jelas Hafiz.
Menanggapi hal tersebut, Komarudin menyangkal akan adanya kantin parkiran spiral kembali. “Tidak ada kantin lagi di parkiran,” ujarnya saat dimintai konfirmasi oleh Tim Didaktika.
Penulis: Ilham Abdullah
Editor: Yulia Adiningsih