Pada dasarnya ilmu pengetahuan di Indonesia belum merdeka, sebab masih banyak kepentingan-kepentingan pribadi penguasa dan pemilik modal
Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Apabila kita melihat ilmuwan Indonesia saat ini,kenapa lebih senang meneliti di luar negeri dibanding di Indonesia? Kenapa ilmuan Indonesia saat ini tidak terlalu kelihatan eksistensinya? Sebenarnya pertanyaan tersebut dapat dijawab ketika kita membaca buku ANDREW GOSS. Di dalam buku tersebut dijelaskan terkait hal paradoks ilmu pengetahuan dari zaman Belanda hingga kini.
Pada dasarnya ilmuwan butuh materi dan penghargaan. Penghargaan di dalam negeri sendiri kurang bahkan jarang dilirik meskipun itu untuk kepentingan rakyat. Gaji dan tunjangan ilmuwan yang diperoleh di luar negeri lebih besar dibandingkan di dalam negeri, inilah yang menyebabkan ilmuwan Indonesia hijrah ke negara lain yang dapat memenuhi syarat-syarat tersebut.
Pada zaman kolonial, ilmu pengetahuan masih bersifat terpusat pada ajaran-ajaran eropa. Di mana pengetahuan tidak tersebar di kalangan masyarakat koloni. Hal tersebut dikarenakan pihak kolonial takut kalau terjadi pergerakan menentang kolonialisme. Walaupun terjadi pertentangan tetapi ada sekelompok apostel yang menggali ilmu-ilmu tersebut secara otodidak dan membaca beberapa jurnal ilmiah yang dibatasi oleh Belanda.
Apostel pencerah ini dibagi menjadi dua, apostel yang yang bekerja untuk kepentingan birokrat dan apostel naturalis yang bertujuan untuk pencerdasan masyarakat koloni. Birokrasi yang memanfaatkan apostel untuk keperluan penjajahan, di sini dimaksudkan agar eksploitasi wilayah koloni dapat dimanfaatkan secara utuh. Eksploitasi ini memanfaatkan lembaga-lembaga lokal karena biaya murah dan lebih mengerti alam lokal.
Ketika tahun 1950-an, banyak lahir para ahli-ahli yang menciptakan suatu disiplin ilmu. Walaupun banyak ahli yang terlahir tetapi ilmu pengetahuan ini tetap dikendalikan oleh pihak penguasa dan pemilik modal. Pada zaman orde lama terlihat suatu pembatasan ilmu pengetahuan oleh Soekarno karena beliau berideologi nasionalis. Soekarno menganggap segala sesuatu tidak boleh ada ikut campur pihak asing termasuk di bidang ilmu pengetahuan. Sementara di zaman orde baru justru ilmu pengetahuan dijual ke pihak kapitalisme.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan di Indonesia belum merdeka karena masih banyak kepentingan-kepentingan pribadi penguasa. Idealnya ilmu pengetahuan diperuntukan untuk kepentingan rakyat bukan kepentingan pemilik modal. Lalu sebenarnya fungsi ilmu pengetahuan tersebut seperti apa? Fungsi ilmu pengetahuan tersebut semestinya untuk kemajuan zaman dan rakyat.
Lalu apa fungsi dari lembaga-lembaga yang bernaung dalam bidang ilmu pengetahuan? Sebenarnya pada buku tersebut dijelaskan peran universitas sebagai lembaga yang menjembatani antara ahli ilmu pengetahuan, petinggi negara, dan pergerakan nasional. Tetapi kenapa kini fungsi universitas tidak seperti yang dijabarkan? Sebenarnya ada apa dengan universitas? Realitanya fungsi universitas hanya sebagai alat pencetak mahasiswa yang punya ijazah bukan mahasiswa yang berpengetahuan tinggi dari konteks tersebut terbukti banyak dosen-dosen yang mendoktrin mahasiswa untuk mengejar nilai karena yang sebagai tanda bukti rekam jejak selama kuliah. Belum lagi permainan petinggi kampus yang menyibukan tugas sehingga membuat kurang aktifnya mahasiswa untuk mencari ilmu pengetahuan diluar.
Dilihat dari setiap zaman tidak ada perbedaan, tetap dikendalikan oleh penguasa. Ilmu pengetahuan Indonesia tetap terkekang karena disini ilmuwan lebih cenderung mencari materi ketimbang kepentingan rakyat dan ilmu pengetahuan. Sejatinya ilmu pengetahuan bertujuan untuk menggarap cita-cita, penelitian, dan pengetahuan mengenai alam sekitar (hlm 194). Kalau kita tinjau dari negara Australia dan India ilmu pengetahuan Indonesia jauh dibawah mereka.
Di Australia, ilmu pengetahuan sebagai alat pemerintah untuk memakmurkan rakyat. Di sini terjadi simbiosis mutualisme pemerintah dan ilmu pengetahuan yang menghasilkan keharmonisan dan keseimbangan. Ilmu pengetahuan di India berkembang pesat karena ilmu pengetahuan disana didukung oleh pemerintah meskipun terkadang bukan untuk kepentingan rakyat. Selain itu ada faktor historis yang mempengaruhi perkembangan ilmu pengtahuan yaitu ketika India dijajah oleh pihak Inggris lebih mengabaikan pergerakan ilmuwan berbeda dengan Indonesia, pihak Belanda justru menutupi ilmu pengetahuan tersebut sehingga hanya berkembang dalam ruang lingkup koloni.
Annisa Nur Istiqomah