Selasa (10/11), bertepatan pada hari pahlawan, aliansi GEBRAK kembali turun ke jalan. Pukul 13:00 WIB, sekumpulan massa memenuhi jalan M.H.Thamrin. Massa aksi dari berbagai elemen meramaikan aksi pencabutan UU No.11 tentang Cipta Kerja. Massa tersebut terdiri dari berbagai elemen masyarakat, yakni buruh, petani, nelayan, mahasiswa dan pelajar.

“Hidup buruh, hidup petani, hidup mahasiswa dan pelajar, hidup rakyat Indonesia.” Pekikan tersebut terdengar dari atas mobil komando dan disambut ramai oleh massa aksi. Sunar, koordinator lapangan aksi menjelaskan, aksi hari ini tidak hanya di Jakarta saja. Akan tetapi, di berbagai daerah juga.

Tepat pukul 13:30, massa aksi menuju istana merdeka  sebagai titik akhir dari aksi menuntut pembatalan UU No.11 tentang Cipta Kerja. Nyanyi-nyanyian perjuangan, mulai dari darah juang, totalitas perjuangan sampai internasionale serta jargon-jargon penyemangat massa aksi berkumandang di sepanjang jalan M.H. Thamrin menuju istana merdeka. Orasi-orasi politik silih berganti disampaikan oleh pimpinan organisasi.

Uly Mega Septiani, mewakili Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), menyebutkan pedidikan, melalui UU Cipta Kerja dijadikan badan usaha. “Banyak orang yang ingin mengenyam pendidikan terkendala akibat UU ini sebab Pendidikan menjadi mahal,” tuturnya.

Sementara itu, Nining Elitos Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), menyebutkan bahwa rezim hari ini adalah rezim yang tidak berpihak kepada rakyat. Nining menyampaikan di berbagai daerah tindakan represif kepolisian di pertontonkan kepada rakyat. “Kita tidak hanya menuntut cabut UU no.11 tentang Cipta Kerja saja tetapi kita juga menuntut pembebasa para massa aksi yang ditangkap,” paparnya

Pada aksi ini, nelayan pun turut mengutarakan keluhannya terhadap UU cipta kerja. Khalil, Sekjen Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) menyebutkan bahwa nelayan merasa kecewa, merasa ditipu oleh pemerintah dan nelayan merasakan pahitnya akibat dari disahkannya UU no. 11 tesebut. Khalil mengatakan, dengan adanya UU ini, mata pencaharian mereka akan semakin dirusak dan dirampas oleh pemerintah.

Iklan

Aksi diakhiri dengan pernyataan sikap aliansi GEBRAK, sebagai berikut :

  1. PEMBANGKANGAN SIPIL TERHADAP SKANDAL OMNIMBUS LAW. Artinya kita harus mengabaikan UU ini meskipun sudah disahkan, dan MENDESAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNTUK MENCABUTNYA.
  2. TURUN AKSI KE JALAN dengan damai dan lantang, menyuarakan tuntutan cabut omnimbus law untuk memberikan tekanan politik kepada rezim dan negara hingga presiden mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) sebagai tanda bahwa telah dicabut atau dibatalkannya omnimbus law UU Cipta Kerja.
  3. MEMBANGUN PERSATUAN GERAKAN RAKYAT AKAR RUMPUT NASIONAL, oleh sebab itu, apabila ada sesama rakyat yang melakukan aksi turun ke jalan, mari saling menguatkan, membantu, dan melindungi mereka bila ada amuk amarah apparat maupun preman bayaran penguasa.

Penulis/Reporter: N. Hidayatullah

Editor: Ahmad Qori H.