Hari ini (30/5) seluruh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta turun kelapangan untuk aksi. Massa memulai aksinya pukul 11.00 dengan mengelilingi kampus A UNJ menuju titik tumpul di depan Gedung Rektorat UNJ. Sebelumnya, mahasiswa yang tergabung dalam ‘Aliansi Mahasiswa UNJ’ mengadakan konsolidasi dari fakultas ke fakultas untuk menyatukan suara dan melawan kebijakan kampus. adapun kebijakan yang menjadi tuntutan adalah “Turunkan UKT!” dan “Cabut Uang pangkal”
Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah isu yang diangkat kembali untuk dituntut setelah sebelumnya masuk kedalam Tujuh Tuntutan mahasiswa UNJ. Aliansi Mahasiswa UNJ menuntut untuk UKT diturunkan. Pasalnya, UKT 2016 mengalami kenaikan yang signifikan. Selain itu, UKT pada golongan 8 mencapai Rp 10.000.000.
Beberapa perwakilan dari mahasiswa UNJ bergantian orasi untuk mengeluarkan keresahan mengenai UNJ. Salah satu orator dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) mengeluh atas pungutan-pungutan liar yang diminta oleh pihak kampus. keresahan mengenai mahasiswa-mahasiswa yang tidak dapat melanjutkan kuliah karena UKT terlalu mahal juga disampaikan oleh Sere, mahasiswa Fakultas Ilmu sosial.
Tuntutan kedua, yaitu “Cabut uang pangkal”. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang baru saja diterapkan pada penerimaan mahasiwa baru UNJ 2016 jalur mandiri. Massa menolak adanya uang pangkal karena uang pangkal dirasa merugikan calon mahasiswa baru 2016. Setiap mahasiswa yang diterima di UNJ melalu jalur penerimaan mahasiswa baru (penmaba) dimintai uang pangkal sebesar Rp 15.000.000.
Selain melakukan aksi di depan Gedung Rektorat, massa aksi juga mengapload foto di depan rektorat dengan bertuliskan tuntutan mereka dengan hastag #KampusNegeriRasaSwasta #DiesNatalisMahasiswaUNJ di akun media sosial yang mereka punya, seperti twitter dan facebook.
Desakan massa aksi menguat dan meminta Rektor untuk turun. massa aksi membentuk tim negosiasi yang dipercaya oleh seluruh mahasiswa UNJ. Tim negosiasi dibagi menjadi dua, yaitu tim dalam dan tim luar. Tim dalam adalah tim yang bertugas untuk menjemput rektorat keluar dan bertemu dengan tim luar lalu bernegosiasi. Jika pihak Rektor UNJ tidak mau turun, massa aksi mengancam untuk bermalam didepan rektorat.
Yulia Adiningsih.