Bagaimana rasanya kita masuk ke dalam dunia game? Dimana dalam game tersebut kita ditinggal sendirian di dalam rumah tanpa handphone dan alat elektronik lainnya. Itulah yang dirasakan oleh Cooper, kecintaannya akan traveling membawanya ke Inggris. Naasnya kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang ia bawa terblokir sehingga menyebabkan ia tidak bisa pulang ke Amerika Negara asalnya. Namun Cooper beruntung karena bisa bertemu Sonja di bar, Sonja yang merupakan wartawan teknologi menyarankan Cooper untuk mengikuti virtual game yang sedang dilaksanakan oleh perusahaan SaitooGemu. Sonja mengatakan bahwa jika Cooper mengikuti virtual game tersebut Cooper akan mendapatkan uang untuk ia pulang ke Amerika. Terlebih lagi apabila Cooper dapat memoto teknologi yang ada di perusahaan tersebut. Ia akan mendapatkan uang yang melimpah, karena perusahaan tersebut memiliki kerahasiaan teknologi yang amat sangat ketat.
Berangkatlah Cooper ke kantor SaitooGemu, di sana ia bertemu dengan Katie yang akan membinanya untuk mengikuti playtest. Cooper menandatangani surat-surat perjanjian yang diserahkan kepadanya. Katie keluar ruangan sebentar untuk mengambil berkas yang tertingal. Cooper mengambil handphone-nya yang sebelumnya disita Katie. Ia menyalakan handphone-nya dan memooto teknologi yang ada di hadapannya dan ia kirimkan ke Sonja. Tak lama Katie datang dan memasang seluruh alat ke kepala Cooper mulailah Cooper memasuki dunia virtual game. Pertama Cooper disuguhkan audio visual di mana Cooper sudah masuk ke dalam sistem game dan ia bisa melihat animasi secaranya nyata.
Setelah itu Cooper diajak ke ruangan Shou Saito pemilik perusahaan SaitooGemu, barulah di sini Cooper menemui permaianan yang sesungguhnya, yaitu game horor bertahan hidup dalam sejarah. Cara bekerjanya dengan menakuti diri sendiri melalui alam pikiran. Cooper menerima tantangan itu dan ia dibawa ke rumah harlech shadow yaitu penginapan pemain game. Di dalam rumah itu Cooper tidak harus melakukan apapun. Ia hanya harus berdiam diri sendirian di dalamnya dan berapa lama ia akan takut berada di dalam rumah itu. Mulailah permainan Cooper sendirian di harlech shadow dan melihat ketakutan ketakutan yang ada dalamnya. Ketakutan yang bersumber dari pikirannya yang sudah disadap oleh teknologi SaitooGemu. Sehingga apa yang dihadapannya terasa begitu nyata. Sampai ia lupa akan dirinya.
Serial Black Mirror season 3 episode 2 dengan judul playtest sangat menggugah alam pikiran saya, terlebih lagi melihat konteks saat ini banyak sekali anak kecil, remaja, tua maupun muda semua seperti kecanduan game digital. Game dapat kita artikan sebagai sebuah permainan. Dalam buku karya Johan Huizinga yang berjudul homo ludens atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti manusia yang bermain, menjabarkan bahwasanya memang manusia memiliki hakikat menyalurkan imajinasi yang ada dalam diri manusia. Permainan adalah suatu medium untuk menyalurkan imajinasi-imajinasi yang ada di dalam benak manusia, yang tidak dapat dilakukan pada kehidupan nyata. Konteks yang dimaksud oleh Johan Huizinga permainan-permainan yang dilakukan bukan untuk mencari keuntungan ekonomi di dalamnya. Namun permainan yang memberikan kenikmatan adrenalin atau kepuasan jiwa kepada pemainnya.
Dalam film ini saya dapat melihat dimana permainan sudah menjadi komoditi untuk mengambil keuntungan. Ditambah lagi dalam film ini Cooper meninggal karena mengikuti game tersebut. Permainan yang seharusnya merupakan suatu hal yang menyenangkan untuk pemainnya malah justru berdampak buruk bagi si pemain. Karena pada awalnya Cooper bukan ingin bermain tetapi ingin mengambil keuntungan berupa uang bukan berupa kesenangan yang bersifat alamiah. Dan perusahaan SaitooGemu hanya memanfaatkan Cooper untuk tujuan tertentu. Dalam hakikatnya ini tidak dapat dikatakan sebagai permainan.
Permainan memang terlihat seperti mengasingkan manusia dari dunia nyata. Namun, sesungguhnya permainan berfungsi meningkatkan kemampuan berfikir, dimana permainan mampu meningkatkan adrenalin pada tubuh manusia. Manusia sesungguhnya harus menyadari permainan merupakan sebuah penunjang untuk dunia nyata bukan sesuatu yang menimbulkan dunia nyata baru. Permasalahannya saat ini adalah manusia tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia permainan, karena imajinasi manusia telah dikontruksi sehingga manusia cenderung mengalami kecanduan pada dunia game dan menimbulkan hyperealitas.
Dalam akhir film ini diceritakan ternyata apa yang dialami oleh Cooper hanya berlangsung 0,04 detik dalam dunia nyata. Mungkinkah alam imajinasi dengan alam nyata memiliki perbedaan waktu yang jauh? Mungkin saja. // Uly Mega Septiani