Pada Kamis (15/6) Forum Militan Independen (FMI) UNJ mengadakan kegiatan yang bertajuk Parade Cinta UNJ. Parade ini merupakan kelanjutan kegiatan setelah konsolidasi akbar dan kegiatan roadshow ke seluruh fakultas yang ada di UNJ. Titik kumpul utama Parade ini diadakan di Teater Terbuka UNJ. Setelah berkumpul, seluruh peserta melakukan pawai berkeliling kampus A UNJ untuk menambah massa. Serangkaian acara selanjutnya dilakukan di Tugu UNJ berupa penampilan band, pembacaan puisi, orasi dan ditutup dengan pembacaan delapan pernyataan sikap oleh dosen dan kordinator FMI UNJ.
Peserta Parade Cinta UNJ tidak hanya dari UNJ saja akan tetapi ada peserta dari kampus lain. Suharditi, mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mengaku tergerak mengikuti kegiatan Parade ini karena adanya rasa solidaritas sesama mahasiswa, “apalagi kan ada isu UKT yang banyak meresahkan mahasiswa,“ ujar Suharditi.
Sebelumnya, FMI UNJ melakukan konsolidasi akbar dan roadshow. Pada saat melakukan roadshow banyak tindakan-tindakan represif dari pihak rektorat, seperti yang terjadi pada saat roadshow di Puri Lingua, Aceng Rahmat selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) mencoba membubarkan kegiatan tersebut (Larangan Pertemuan FMI UNJ di FBS).
Pada saat Parade Cinta UNJ berlangsung, beberapa petinggi rektorat mengamati kegiatan dari depan gedung rekorat, yaitu Wakil Rektor III Achmad Sofyan Hanif, Sekertaris Rektor Baso Maruddani, dan Direktur Pasca Sarjana Moch. Asmawi. Saat tim Didaktika menemui Achmad Sofyan Hanif ia menolak melakukan wawancara dan mengatan tidak ingin memberikan tanggapan terhadap parade ini. “Saya kali ini cuma ingin jadi penonton saja,” ujarnya
Tim didaktika juga mendapati Kepala Bagian Mahasiswa (Kasubagmawa) Uded Darussalam mengamati dan mengabadikan kegiatan tersebut dalam bentuk foto maupun video. Berdasarkan keterangan Uded, ia mendokementasikan kegiatan tersebut untuk data sebagai salah satu kegiatan mahasiswa. “Memoto kan biasa saja, saya wajib sebagai pembina kegiatan mahasiswa melakukan hal tersebut,” ungkapnya.
Namun, saat dimintai tanggapan mengenai kegiatan FMI, Uded juga menolak untuk memberikan tanggapan. “Tidak harus ditanggapi acara seperti ini,” tuturnya. Setelah pembacaan delapan pernyataan sikap oleh dosen dan kordinator FMI, Uded meninggalkan acara tersebut.
Menanggapi hal tersebut Robertus Robert salah satu dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dalam orasinya mengatakan sudah disebarluaskan dalam bentuk tulisan. “Gak usah lagi ngerekam-ngerekam, tulisannya saya bagikan secara gratis,” tegas Robertus.
Budiarti Chudlori salah satu dosen Fakultas Ilmu Sosial dalam orasinya mengatakan bahwa sudah mengalami pergantian tujuh rektor selama berada di UNJ. Ia memaparkan baru kali ini merasakan UNJ diacak-acak oleh pemimpinnya. “Jangan takut kita harus melawan,” tututnya dengan menggebu-gebu.
Burhanuddin selaku koordinator FMI mengatakan Parade Cinta UNJ bukan merupakan akhir dari pergerakan FMI, akan ada agenda-agenda lanjutan. “Pokoknya aksi ini akan berakhir sampai delapan tuntutan itu terlaksana,“ tutur Burhanuddin. Ia juga menambahkan apapun bentuk dari agenda selanjutnya akan segera dibahas lagi.
(Uly Mega)